Senin, 25 November 2024

Solusi Tangani Limbah, DLH Minta Pemenang Surabaya Smart City Harus Punya IPAL

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Agus Hebi Djuniantoro Kepala DLH Kota Surabaya, saat meminta pemenang Surabaya Smart City (SSC) tahun 2022 harus mempunyai IPAL Selasa (30/8/2022). Foto: Diskominfo Kota Surabaya

Sebagai solusi menangani limbah, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya meminta pemenang Surabaya Smart City (SSC) tahun 2022 harus mempunyai IPAL.

“Jadi yang punya upaya besar itu bisa menjadi kandidat juara. Saya sudah memberikan petunjuk, bahwa yang juara harus memiliki IPAL,” ungkap Agus Hebi Djuniantoro Kepala DLH Kota Surabaya, Selasa (30/8/2022).

Menurut Hebi, IPAL komunal itu untuk meminimalisir limbah rumah tangga agar tidak langsung terbuang ke sungai.

“Yang menggunakan sabun, deterjen dan lainnya, semuanya masuk ke selokan dan mengalir ke sungai. Seharusnya, harus diolah dulu. Karena, surfaktan (senyawa kimia) sebagai bahan baku dari deterjen dan sabun, jika masuk ke sungai saat ada turbulensi, maka akan menyebabkan timbulnya busa di sungai,” kata Hebi.

Meski pun, Hebi tidak memungkiri, jika masyarakat kesulitan mencari lahan untuk penempatan IPAL Komunal. Ia menyarankan, agar penempatan IPAL komunal bisa di bawah jalan untuk pengolahan limbah.

“Tentunya kami memerlukan kolaborasi dengan warga, agar masalah ini segera teratasi,” ujar dia.

Itu disampaikan saat workshop “Laju Timbulan Sampah dan Upaya Pengurangan Sampah” di gedung Graha Widya Universitas 17 Agustus 1945 hari ini, Selasa (30/8/2022).

Dalam workshop itu, juga membahas mulai dari kesehatan, lingkungan dan pendidikan, juga mengurangi kemiskinan dan pengangguran.

“Bagaimana menghubungkan lingkungan dengan ekonomi kerakyatan, sehingga berjalan beriringan. Workshopnya juga demikian, tentang cara mengolah, mengenal karakteristik sampah, dan menghitung sampah. Maka, bisa menimbulkan dampak positif dari segi ekonomi,” jelas Hebi.

Dampak positif dari segi ekonomi itu, lanjut Hebi, bisa melalui budidaya atau ternak maggot dan bank sampah. Sehingga, ekonomi kerakyatan bisa tumbuh untuk mengentaskan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).

Pelatihan itu diberikan sebagai penguat bagi 500 RW yang lolos verifikasi tahap 1 lomba SSC 2022. Mereka terpilih, dari total 1.360 RW yang mengikuti.

“Kemudian kita lakukan penyaringan secara administrasi, ada 700 RW. Pada penilaian tahap pertama, kami melakukan penyaringan kembali menjadi 500 RW. Jadi, 500 RW inilah yang kami berikan workshop mengenai lingkungan,” kata Hebi.

Tahap selanjutnya, akan disaring menjadi 150 RW dan diberi dana atau stimulus dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

“Setelah 500 RW ini, akan ada penilaian tahap kedua yang akan disaring menjadi 150 RW. Nantinya, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, melalui DLH akan memberikan stimulus dari APBD untuk 150 RW yang lolos. Setelah itu, akan kembali digelar workshop untuk kembali dilakukan penilaian, untuk kandidat juara dari beberapa kategori,” ujar dia.

Dalam perhelatan SSC tahun 2022, Pemkot Surabaya turut menggandeng perguruan tinggi di Kota Pahlawan. Para mahasiswa akan dilibatkan langsung menjadi bagian dari Event Organizer (EO) atau pengelola suatu kegiatan (Mengorganisir Acara) untuk membantu pengecekan data.

“Karena terkadang data awal yang kita dapat tidak sesuai dengan yang dituliskan, maka mereka dilibatkan untuk melakukan pendataan agar mempermudah penilaian. Kami berharap masyarakat memiliki inovasi, serta bisa memaksimalkan pengembangan teknologi pada aplikasi buatan Pemkot Surabaya. Dalam hal ini masuk kedalam kategori Smart,” pungkasnya. (lta/des/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Senin, 25 November 2024
32o
Kurs