Jumat, 22 November 2024

Pembenahan Tata Niaga Jagung Penting untuk Turunkan Harga Telur

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Salah satu penjual telur di Pasar Pabean Surabaya, Sabtu (27/8/2022). Foto: Redhita suarasurabaya.net

Pembenahan tata niaga komoditas jagung yang termasuk bahan utama dalam pembuatan pakan bagi ayam petelur, dinilai merupakan salah satu elemen penting mengendalikan harga pakan untuk menurunkan harga telur ke depannya.

“Tata niaga pakan seperti jagung juga harus dibenahi agar rantai pemasaran lebih pendek sehingga harga lebih murah,” kata Amin Ak Anggota Komisi VI DPR RI, dalam keterangannya, Minggu (28/8/2022) dilansir Antara.

Menurut dia, dorongan tersebut merupakan momentum dalam rangka membenahi tata niaga pakan dan telur. Amin mengemukakan, salah satu penyebab lain kenaikan harga telur dipicu naiknya harga pakan dengan kenaikan hingga 30 persen dari sebelumnya. Hal itu disebabkan oleh kenaikan harga jagung yang nilai impornya masih cukup besar.

Dampak kenaikan harga telur, lanjutnya, akan meningkatkan inflasi dan penurunan daya beli masyarakat akibat nilai uang yang tergerus. “Telur bukan hanya menjadi kebutuhan pokok, namun juga bahan baku penting dalam usaha aneka produk makanan yang pelakunya sebagian besar pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM),” kata dia.

Berdasarkan data pusat informasi harga pangan strategis nasional (IPHPS), harga telur pada saat ini dapat mencapai Rp31.500 per kg. Sedangkan di sejumlah pasar tradisional di Jabodetabek bisa berkisar antara Rp32.000 hingga Rp33.000 per kg.

Menurut Amin, solusinya antara lain harus ada perbaikan tata niaga, misalnya dengan memperpendek rantai pemasaran telur, serta memberikan insentif bagi pelaku usaha peternakan kecil dan menengah yang tahun lalu sempat dihantam pandemi sehingga bisa bangkit dan kembali memulai usahanya. Misalnya, dengan menggenjot kredit usaha rakyat (KUR) untuk peternakan.

Sebagaimana diwartakan, Badan Pangan Nasional menyebutkan kenaikan harga telur saat ini karena sedang mencari keseimbangan (ekuilibrium) sebagai akibat kenaikan pada beberapa variabel biaya.

“Contohnya pakan karena beberapa ada yang masih impor sehingga ketika terjadi gejolak mata uang harga ikut naik,” kata Arief Prasetyo Adi Kepala Badan Pangan Nasional saat memberikan arahan pada Rapat Pimpinan Provinsi III/ 2022 Kadin DKI Jakarta, Sabtu (27/8/2022) kemarin.

Arief menuturkan tak hanya itu, terdapat banyak variabel yang membuat harga telur mengalami kenaikan, salah satunya yang juga memberi kontribusi besar, antara lain biaya transportasi karena telur bukan komoditi yang tahan lama.

Ia mengatakan yang pasti harga telur tidak mungkin untuk kembali ke harga Rp19.000 hingga Rp20.000 per kilogram karena bakal mematikan peternak. “Kalau harga menjadi Rp19.000 hingga Rp20.000 per kilogram peternak pasti kolaps dan mereka bakal kapok menjadi peternak,” ujar Arief.

Sebelumnya terkait jagung, pemerintah mendorong ekstensifikasi produksi jagung dengan 86 ribu hektare lahan baru seturut arahan Joko Widodo Presiden dalam rapat terbatas kabinet mengenai peningkatan produksi jagung di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (1/8/2022) lalu.

Airlangga Hartarto Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dalam keterangan pers seusai rapat menyampaikan, bahwa lahan tersebut tercakup dalam luasan total 141 ribu lahan tanam jagung seluruh Indonesia.

“Sesuai dengan arahan Bapak Presiden akan meningkatkan produksi jagung nasional di daerah yang dimintakan baru, yakni Papua, Papua Barat, NTT, Maluku, Maluku Utara, dan Kalimantan Utara, dengan total lahan seluas 141 ribu hektare yang 86 ribu di antaranya merupakan lahan baru,” kata Airlangga Hartarto. (ant/bil/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
29o
Kurs