Jepang mencatat lebih dari enam juta kasus baru Covid-19 dalam sebulan terakhir, dengan lebih dari 200 kematian harian dilaporkan pada sembilan dari 11 hari, hingga Kamis (18/8/2022).
Seperti dilaporkan Antara mengutip Xinhua, Minggu (20/8/2022), lonjakan kasus yang dipicu oleh gelombang ketujuh wabah tersebut kian membebani sistem kesehatan negara itu.
Jepang mencatat rekor kasus harian Covid-19 tertinggi 255.534 pada Kamis, yang merupakan kali kedua jumlah kasus baru dalam satu hari melebihi angka 250.000 sejak pandemi melanda negara itu. Sebanyak 287 orang dilaporkan meninggal, sehingga total kematian menjadi 36.302.
Negeri Sakura itu melaporkan 1.395.301 kasus dalam sepekan dari 8 hingga 14 Agustus, mencatatkan rekor jumlah kasus baru tertinggi di dunia selama empat pekan berturut-turut, diikuti oleh Korea Selatan dan Amerika Serikat, seperti dilansir Kyodo News media setempat, yang mengutip pembaruan data Covid-19 mingguan terkini dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Banyak warga setempat yang mengalami infeksi ringan melakukan karantina di rumah, sedangkan mereka yang melaporkan gejala serius harus berjuang keras untuk dapat dirawat inap.
Menurut Kementerian Kesehatan Jepang, hingga 10 Agustus terdapat lebih dari 1,54 juta orang yang terinfeksi di seluruh negara itu menjalani karantina mandiri di rumah. Angka tersebut, merupakan yang tertinggi sejak wabah Covid-19 merebak di Jepang.
Sementara itu, menurut laporan NHK lembaga penyiaran publik Jepang yang mengutip statistik pemerintahan, pada Senin (15/8/2022) lalu, tingkat keterisian tempat tidur (BOR) rumah sakit di Jepang juga meningkat.
BOR pasien Covid-19 mencapai 91 persen di Prefektur Kanagawa, 80 persen di prefektur Okinawa, Aichi, dan Shiga. Sedangkan di di prefektur Fukuoka, Nagasaki, dan Shizuoka mencapai 70 persen.
Pemerintah Metropolitan Tokyo pada Senin mengumumkan bahwa BOR Covid-19 di wilayahnya mencapai sekitar 60 persen, yang tampaknya tidak terlalu serius.
Namun, banyak tenaga kesehatan setempat tertular atau menjadi kontak dekat pasien Covid-19, sehingga menyebabkan kurangnya tenaga kesehatan.
Masataka Inokuchi, Wakil Ketua Asosiasi Medis Metropolitan Tokyo, pada Senin mengungkapkan bahwa tingkat BOR COVID-19 di Tokyo sudah mendekati batas maksimum.
Selain itu, 14 institusi medis di Prefektur Kyoto, termasuk Rumah Sakit Universitas Kyoto, pada Senin mengeluarkan pernyataan bersama yang menyebut bahwa pandemi telah mencapai tingkat yang sangat serius, dan tempat tidur untuk pasien Covid-19 di Prefektur Kyoto pada dasarnya penuh.
Pernyataan itu memperingatkan bahwa Prefektur Kyoto kini berada dalam kondisi keruntuhan sistem medis (medical collapse) di mana nyawa yang seharusnya dapat ditolong tidak dapat diselamatkan.
Pernyataan itu juga menyerukan agar masyarakat menghindari perjalanan yang non esensial dan tidak bersifat darurat, serta terus waspada dan melakukan langkah pencegahan rutin.
Terlepas dari tingkat keparahan gelombang ketujuh dan melonjaknya jumlah kasus baru, pemerintah Jepang belum mengadopsi langkah-langkah pencegahan yang lebih ketat.
Liburan Obon baru-baru ini juga mendatangkan arus besar wisatawan, yang menyebabkan lalu lintas di jalan raya padat, kereta cepat Shinkansen kembali dipenuhi penumpang, serta tingkat okupansi maskapai penerbangan domestik kembali ke sekitar 80 persen dari tingkat prapandemi Covid-19. (ant/bil/iss)