Polrestabes Surabaya masih memeriksa sejumlah saksi terkait insiden maut yang terjadi di viaduk di Jalan Pahlawan, Surabaya, pada Jumat (9/11/2018) malam. Hari ini, Senin (12/11/2018), polisi memeriksa dari pihak PT KAI, di antaranya masinis, asisten masinis, dan kondektur kereta api.
AKBP Sudamiran Kasatreskrim Polrestabes Surabaya mengatakan, proses pemeriksaan itu berlangsung sejak pukul 09.00 WIB. Hingga pukul 14.00 WIB, pemeriksaan itu masih belum selesai.
Sejauh ini, kata dia, sudah ada sekitar 10 orang yang diperiksa sebagai saksi. Di antaranya dari pihak PT KAI, pihak panitia penyelenggara, dan beberapa saksi mata. Dari 10 saksi yang diperiksa, belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka. Sebab, polisi masih terus melakukan penyelidikan.
“Sekarang (masinis, red) masih diperiksa. Sejauh ini sudah ada 10 saksi, tapi belum ada yang ditetapkan tersangka. Belum ada kesimpulan lidik,” kata Sudamiran, melalui pesan singkatnya, Senin (12/11/2018).
Sementara itu, Gatut Sutiyatmoko Manajer Humas PT KAI Daop 8 Surabaya membenarkan bahwa PT KAI juga dilibatkan dalam proses pemeriksaan, untuk dimintai keterangan. Beberapa saksi yang diminta polisi, yaitu manajer operasi, masinis, asisten masinis, dan kondektur kereta api.
Adapun yang sudah diperiksa, kata dia, adalah manajer operasi pada Sabtu (10/11/2018) lalu. Sedangkan hari ini, ada tiga saksi yaitu masinis, asisten masinis, dan kondektur kereta api. Dalam hal ini, PT KAI mengaku akan kooperatif mengikuti prosedur hukum yang berlaku.
“Ya kami kooperatif, kalau dipanggil ya siap datang. Ada 4 orang yang diminta sama polisi, kaitannya dengan insiden kemarin itu. Sudah ada yang diperiksa. Satu orang diperiksa kemarin Sabtu sama hari ini ada tiga orang,” kata dia.
Gatut menyayangkan, kurangnya koordinasi dari pihak penyelenggara. Sebab menurutnya, lokasi digelarnya kegiatan itu berada di dekat akses kereta api. Seharusnya, ada koordinasi dengan pihak PT KAI. Nantinya, pihak PT KAI akan responsif mengirimkan petugas untuk melakukan pengamanan di sekitar akses kereta.
Apalagi, lanjut dia, jalur kereta api tersebut setiap harinya aktif dilewati kereta api penumpang dan juga barang. Menurutnya, sangat berbahaya apabila ada aktivitas masyarakat di jalur kereta api. Karena kereta api tidak dapat mengerem mendadak.
“Itu kan menyangkut keselamatan. Acaranya kan di sekitar akses kereta api harusnya koordinasi dulu. Contohnya, kemarin acara lari marathon dari panitia juga mengundang PT KAI masalah perlintasan. Ini momen besar, harusnya koordinasi dan minimal pemberitahuan. Memang ini acara tahunan. Tahun kemarin saat berlangsung, kebetulan tidak ada kereta api yang lewat. Karena kalau tahun kemarin kereta api belum ada perubahan jadwal. Jadi harusnya ada atau tidak ada kereta api, segera koordinasi,” jelasnya. (ang/tin)