Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur (Disbudpar Jatim) menggandeng Universitas Surabaya (Ubaya) pada Festival Penanggungan “Pawitra Pradaksinapatha”. Rangkaian kegiatan yang digelar tanggal 13 hingga 15 Agustus 2022 tersebut, meliputi Gelar Budaya Pawitra, Jelajah Jalur Kuno, dan Jelajah Situs Gunung Penanggungan.
Prof. Ir. Joniarto Parung Direktur “Integrated Outdoor Campus” (IOC) Ubaya Trawas menyebut, jika acara ini bukan kali pertama, namun pernah digelar di tahun sebelumnya. “Kolaborasi yang dilakukan adalah dalam bentuk memfasilitasi pembicara dari Tim Ekspedisi Penanggungan Ubaya. Selain itu, kami juga menyediakan fasilitas-fasilitas lain yang mendukung kegiatan Pawitra for Pragmatic atau Jelajah Jalur Kuno,” jelasnya dalam keterangan yang diterima suarasurabaya.net, Sabtu (13/8/2022).
Untuk diketahui, Pawitra Pradaksinapatha secara etimologi berasal dari kata Pawitra yang berarti Gunung Penanggungan dan Pradaksinapatha yang berarti berjalan melingkar searah jarum jam. Sehingga, Pawitra Pradaksinapatha memiliki arti berjalan mengelilingi jalur kuno Gunung Penanggungan searah jarum jam.
Kegiatan ini diikuti oleh 75 orang yang terdiri dari mahasiswa pecinta alam dari Jatim maupun wilayah lain, stakeholder, komunitas pelestari cagar budaya, dan masyarakat sekitar. Kegiatan tersebut juga melibatkan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dan juru pelihara di sekitar Kawasan Cagar Budaya Gunung Penanggungan sebagai tim pendamping. Ada pula PMI (Palang Merah Indonesia) Kabupaten Mojokerto sebagai tim kesehatan.
Pada hari pertama, bertempat di Ubaya Training Center, Kampus III Ubaya di Trawas Mojokerto, peserta diberikan materi tentang “Pengenalan Potensi Cagar Budaya di KCB Gunung Penanggungan” oleh Hadi Sidomulyo, warga negara Inggris yang aktif melakukan riset serta penelitian tentang situs purbakala yang ada di Gunung Penanggungan. Selain itu, adapula materi oleh Drs. Ismail Luthfi Arkeolog dengan membahas topik “Kedudukan Gunung Penanggungan dalam Sejarah Peradaban Era Klasik di Jawa Timur”.
Rencananya pada hari kedua, peserta melakukan pendakian Kedungudi dan bermalam di Candi Guru. Dalam perjalanan, mereka diajak menyusuri jalur kuno Pawitra Pradaksinapatha dan mendaki hingga ke Puncak Pawitra. Setelah itu, peserta kembali ke basecamp dan mengikuti Jagong Budaya: Memaknai Kembali “Pawitra Pradaksinapatha”. Keesokan harinya, peserta menjelajah Situs Pawitra kemudian perjalanan turun melalui jalur Jolotundo untuk kembali ke UTC pada siang hari.
Dr. Ir. Benny Lianto Rektor Ubaya mengatakan, sebagai tuan rumah, acara ini memperkuat komitmen Ubaya dalam mempromosikan, menjaga dan meneruskan nilai-nilai baik yang tersimpan dalam berbagai cagar budaya yang ada. “Harapannya, peserta khususnya generasi muda ikut terpanggil untuk melindungi dan mempromosikan cagar budaya Gunung Penanggungan,” jelasnya. (bil/iss)