Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) berupaya meningkatkan keselamatan dan kesejahteraan nelayan melalui penguatan “Sekolah Lapang Cuaca Nelayan” (SLCN) 2022.
“SLCN yang rutin digelar BMKG di berbagai wilayah pesisir merupakan bentuk dukungan nyata BMKG terhadap pembangunan sektor perikanan dan kelautan Indonesia,” kata Dwikorita Karnawati Kepala BMKG dalam keterangan yang diterima Antara, Sabtu (13/8/2022).
Dwikorita menuturkan, pemerintah melalui SLCN ingin meningkatkan pemahaman dan pengetahuan nelayan terhadap informasi cuaca maritim. Sehingga tidak hanya untuk meminimalisir risiko kecelakaan laut, namun nelayan juga mampu meningkatkan produktivitas hasil tangkapan ikan.
Untuk diketahui, BMKG telah melaksanakan SLCN di Desa Tayu Wetan Kecamatan Tayu Kabupaten Pati, Jawa Tengah pada Rabu (10/8/2022) dengan mengusung tema “Dengan SLCN Wujudkan Nelayan Hebat, Selamat dan Sejahtera”. Daerah itu mempunyai sumber daya kelautan dan perikanan yang melintang sepanjang kurang lebih 60 kilometer, dengan lebar laut empat mil yang diukur dari garis pantai ke arah laut.
Sumber perikanan air payau berupa tambak pun ada seluas kurang lebih 10.329 hektare (Ha) dan sumber daya perikanan air tawar yang semakin berkembang. Pati juga sudah mempunyai modal dasar pengembangan yang dapat menumpu harapan masyarakat, dan mempunyai sumber-sumber pertumbuhan baru untuk mewujudkan tujuan dan sasaran pembangunan sektor kelautan dan perikanan.
Sayangnya, iklim yang tidak menentu menjadi tantangan utama sektor kelautan dan perikanan dalam beberapa tahun terakhir, meskipun BMKG selalu melakukan observasi, analisis, dan prakiraan kondisi cuaca hingga gelombang. Akibatnya, sering terjadi kecelakaan laut yang fatal.
Dengan demikian melalui SLCN, nelayan bisa mengetahui kapan waktu untuk melaut dengan melihat tinggi gelombang serta bekerja di zona yang aman untuk menangkap ikan dengan tepat, tanpa membuang waktu dan membahayakan diri.
Ia berharap para nelayan bisa memanfaatkan SLCN dan informasi cuaca dari BMKG secara maksimal, agar dapat selamat dalam melaut dan mendapatkan penghasilan melimpah dari kekayaan bahari di daerahnya.
“Kalau sewaktu-waktu terjadi peringatan dini, BMKG bisa menyebarluaskan informasi, prakiraan bisa segera disebarluaskan. Akan tetapi, informasi itu harus dipahami oleh pengguna. Pengguna yang membutuhkan yakni nelayan,” ujar Dwikorita.
Di sisi lain, Sudewo Anggota Komisi V DPR meminta para nelayan serius mengikuti SLCN agar pengetahuannya bertambah. Ia turut meminta agar SLCN dapat disebarluaskan kepada semua nelayan agar semuanya dapat mengikuti dan memiliki kemampuan kerja yang semakin optimal namun tetap berhati-hati.
“Sosialisasikan dan sebarluaskan kepada yang lain. Insya Allah nanti di tahun-tahun yang akan datang, kita adakan lagi. Ini ilmu sangat berguna,” kata dia. (ant/bil)