Suasana communal space lantai 3 Suara Surabaya Centre yang biasanya sepi karena hanya ada aktivitas perkantoran, mendadak ramai sorak sorai suporter dan peserta lomba-lomba khas 17 Agustus, Jumat (12/8/2022).
Lomba yang digelar siang hingga sore hari ini berlangsung meriah dan penuh gelak tawa di antara sesama karyawan Suara Surabaya Media.
Rangkaian lomba diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Semua peserta sigap berdiri mengambil sikap sempurna saat Indonesia Raya berkumandang.
Suasana perlombaan dipanaskan dengan adu yel-yel antar kelompok. Karyawan SS Media dibagi menjadi 3 kelompok yang masing-masing beranggotakan 5 orang. Mereka terbagi atas kelompok Wak, Wik dan Wok. Pemilihan nama tersebut bukan tanpa alasan, karena yel yang mereka bawakan adalah lagu Balonku, namun liriknya diganti seperti nama kelompok tersebut. Tak ayal hal tersebut mengundang gemuruh tawa di antara para karyawan.
Setelah suasana ‘panas’ dan pemenang lomba yel-yel diumumkan, panitia menginstruksikan untuk beranjak ke lomba selanjutnya yaitu makan kerupuk. Lomba dibagi dalam kelompok karyawan laki-laki dan perempuan. Dalam sekali permainan, ada 10 karyawan yang bertanding.
Namun lomba makan kerupuk ini tak seperti adu cepat makan seperti biasanya. Sebelum makan kerupuk, peserta harus menutup mata dan berputar sebanyak 3 kali. Usai berpusing-pusing ria, mereka harus beradu cepat menghabiskan kerupuk. Belum lagi saat panitia menginstruksikan ‘silakan temannya digoda!’ otomatis karyawan lain langsung memainkan tali rafia tempat menggantung kerupuk dengan beringas. Pemain yang sedang fokus menghabiskan kerupuk pun ikut terganggu. Dalam lomba ini panitia mengambil 3 orang yang paling cepat menghabiskan kerupuk sebagai pemenang.
Tak sampai di situ, keceriaan karyawan SS berlanjut saat lomba balap kelereng digelar. Sama seperti lomba kerupuk, balap kelereng pun dibagi antara kayawan laki-laki dan perempuan. Peserta harus mengitari lintasan Communal Space yang berkelok terlebih dahulu untuk bisa sampai di garis finis. Tak jarang sebelum sampai di garis akhir banyak peserta yang kelerengnya terjatuh karena terburu-buru, alhasil ia gugur dalam perlombaan. Mereka yang sabar dan gesitlah yang jadi juaranya.
Usai memeras keringat karena harus beradu cepat untuk sampai di garis finis dalam lomba balap kelereng, masih ada pertandingan lagi yang diikuti karyawan SS. Lomba tersebut merubah wajah karyawan SS yang rupawan menjadi putih karena tumpahan tepung.
Dalam lomba estafet tepung tersebut, panitia sempat kesulitan mencari peserta karena banyak yang kabur tidak mau wajah dan tubuhnya kotor. Namun panitia tak kurang akal, satu persatu nama karyawan dipanggil. Hal ini menyulitkan mereka untuk menghindar.
Lomba terbagi menjadi tiga etape, dalam satu kali permainan diikuti dua tim yang masing-masing berisi 4 pemain. Mereka harus mengestafetkan piring yang berisi tepung ke pemain di belakangnya. Bila tidak pas saat meletakkan tepung ke pemain belakangnya, otomatis wajah atau badan akan penuh tepung.
Hingga pada lomba terakhir yaitu gelinding botol. Peserta menaruh peruntungannya di mana gelinding botol mengarah menuju hadiah yang sudah disediakan seperti voucher hotel, snack, odol, hingga minyak goreng.(dfn)