Royalti Hingga Musik yang di-Banned Dibahas dalam Silat Musik MD Jatim ke-7

Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI) Jawa Timur menggelar Silat Musik ke-7 yang diikuti oleh puluhan music director (MD) se-Jatim di Suara Surabaya Centre (SSC), Jumat (12/8/2022).

Deni Saha Wakil Sekretaris PRSSNI Jatim mengatakan, Silat Musik ke-7 ini digelar setelah dua tahun absen akibat pandemi Covid-19. Acara rutin tahunan yang mempertemukan MD se-Jatim ini terakhir diadakan dua tahun lalu di Madiun.

Selama dua tahun absen itu pula, Deni menjelaskan, banyak dinamika musik dan pelakunya di Tanah Air yang menarik untuk dibahas dalam kopi darat kali ini. Di antaranya perihal royalti dan lagu-lagu yang di-banned saat ditayangkan di media sosial.

“Kita sampaikan ke label, karena kan kita ini sebagai media promo. Harapannya agar label ini menyampaikan hal ini ke yang bisa menyelesaikan masalah ini dan musik Indonesia bisa lebih terbantu,” kata Deni kepada suarasurabaya.net, Kamis (11/8/2022).

Dalam Silat Musik kali ini selain diikuti oleh 58 MD, juga diramaikan pula oleh label dan artis yang dinaunginya. Sehingga MD dapat secara langsung menyampaikan unek-unek kepada label dan bisa langsung ditanggapi.

“Konsep acaranya itu ada label yang artisnya sedang promo, artisnya bisa dibawa ke sini. Kita kasih waktu mereka 15 menit untuk tampil. Setelah tampil langsung bisa ngobrol sama MD. Bisa berinteraksi dengan MD juga,” jelasnya.

Label yang datang tidak hanya terbatas genre-genre populer seperti pop, rock bahkan dangdut juga ada. Di antaranya Dumeca, Proaktif, Pro-M, Alfa Record, Sabs Media, Nada Musika, Jozz Studio dan Musicology. Sementara untuk artis yang datang seperti Trio Macan, Dudy Oris, Aldiv dan Hawa Pink.

Deni berharap acara ini bisa menjadi pemantik diskusi untuk keberlangsungan acara-acara rutin MD Jatim yang akan digelar ke depannya.

“Saat ketemu pinginnya ada sesuatu yang dipikirkan ke depannya mau apa lagi. Acara ini kan ada juga diskusi internal antara MD,” pungkasnya.(dfn/ipg)