Jumat, 22 November 2024

Permainan Pyratis Latih Motorik Kasar dan Halus Anak-anak Autis

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Mahasiswa Teknik Industri Universitas Surabaya (Ubaya) saat mengajak anak-anak autis memainkan Pyratis. Foto: Totok suarasurabaya.net

Temuan 5 mahasiswa Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Surabaya (Ubaya), Pyratis merupakan alat bantu permainan yang dapat difungsikan untuk melatih motorik kasar maupun motorik halus pada anak-anak autis.

Ke 5 mahasiswa angkatan 2016 tersebut, masing-masing adalah Abdur Rohim Achmad, Winardi, Ayunda Permata Sukma, I Gusti Ngurah Yogi Pratama dan Elisa Mahaputri. Mereka tergabung dalam tim PT. Ergasia Mudita.

Karya inovasi para mahasiswa ini adalah bagian dari mata kuliah Kerja Praktik 1 bertema: Alat Pendukung Aktivitas Bagi Anak Disabilitas, yang bertujuan mengingatkan mahasiswa bahwa keilmuan teknik industri dapat digunakan untuk kepentingan sosial.

Para mahasiswa peserta mata kuliah ini dituntut untuk menuangkan ide-ide yang dipilih menjadi sebuah produk yang tidak hanya berorientasi pada bisnis semata, tetapi dapat juga digunakan untuk kepentingan sosial.

“Kami mencari data tentang anak-anak berkebutuhan khusus. Kami sebelumnya tidak terpikirkan memilih tema tentang anak-anak autis, tetapi setelah kami temui data yang ada maka kami membuat produk untuk anak-anak autis ini,” kata Ayunda Permata Sukma.

Kemudian survei dilakukan di sejumlah tempat, termasuk di sekolah luar biasa (SLB) yang secara khusus memang mendidik siswa berkebutuhan khusus.


Permainan Pyratis digunakan sebagai satu diantara alat bantu melatih motorik kasar dan halus anak-anak autis. Foto: Totok suarasurabaya.net

Dari survei sederhana yang dilakukan, ternyata anak-anak autis khususnya suka dengan bentuk-bentuk yang unik. Sedangkan mainan yang ada di sekolah ternyata didominasi bentuk-bentuk kotak, lingkaran dan segitiga saja.

Fakta itu yang kemudian meyakinkan para mahasiswa memilih bentuk seperti Piramida Mesir, lengkap dengan berbagai aksesoris hiasan.

Permainan Pyratis dirancang selama tiga bulan dan terdiri dari tiga bagian, antara lain bagian paling bawah merupakan permainan pegas, bagian tengah adalah permainan pompa, serta bagian paling atas yaitu penutup piramid.

Terdapat dua jalur yang tersedia dalam permainan pegas, masing-masing dilengkapi dengan bidak yang tersambung dengan pegas. Cara bermainnya, anak harus fokus untuk menggerakkan bidak dari posisi awal sampai ke posisi akhir.

Jika bidak dilepas saat belum di posisi akhir, maka bidak akan kembali ke awal dan pemain harus mengulang.

Permainan selanjutnya dengan mengusung konsep labirin, anak diajak untuk memindahkan bola dari awal hingga akhir menggunakan pompa tensi.

Terdapat dua pompa yang berada di tangan kiri dan kanan pemain untuk menentukan arah mana labirin akan bergerak.

“Dengan mengajak anak-anak berkebutuhan khusus, Autis menggunakan permainan ini, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan fokus mereka. Melatih motorik kasar dan motorik halus. Sekaligus melatih mereka berinteraksi dengan sekitar,” tambah Ayunda.

Disampaikan Yenny Sari, S.T., M.Sc., Dosen jurusan Teknik Industri Ubaya, bahwa karya para mahasiswanya ini menjadi satu diantara karya yang terbaik diantara karya lainnya.

“Bagi anak-anak berkebutuhan khusus, seperti Autis, permainan ini memberikan tersendiri. Sederhana, simple tapi dapat menggerakkan saraf notorik maupun kognitifnya,” terang Yenny Sari.

Sementara itu ditambahkan Niken Ayu Candra Wulan, SPd., Wakil Kepala Sekolah Harapan Bunda tempat ke 5 mahasiswa melakukan praktek terhadap karyanya, mengakui bahwa Pyratis membuat anak-anak didiknya senang.

“Anak-anak suka dengan warna tampilan Pyratis, dan bentuknya yang unik. Permainan ini menarik perhatian anak-anak, dari tampilan maupun dari cara memainkannya. Ini sangat membantu anak-anak melatih motoriknya,” pungkas Niken Ayu.(tok/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
34o
Kurs