Nilai impor Provinsi Jawa Timur (Jatim) secara keseluruhan pada 2021 mengalami kenaikan sebesar 37,50 persen dibandingkan tahun 2020.
Hal tersebut tercatat dalam laporan Statistik Impor Provinsi Jawa Timur 2021 yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik Jawa Timur. BPS mencatat nilai impor Jatim pada tahun 2020 sebesar USD 19.985,67 juta naik menjadi USD 27.479,47 tahun 2021.
Peningkatan terjadi di sektor migas dan non migas yang masing-masing sebesar 91,73 persen dan 27,24 persen.
Nila impor Jawa Timur tahun 2021 ini hampir sama dengan kondisi nilai impor sebelum terjadinya pandemi Covid-19.
Peningkatan nilai impor ini disokong oleh sepuluh mitra dagang impor terbesar Jatim yaitu Tiongkok, Singapura, Amerika Serikat, Malaysia, Australia, India, Hongkong, Thailand, Argentina, dan Jepang. Total impor Jatim dengan sepuluh negara mitra dagang tersebut pada tahun 2021 mencapai USD 19.560,21 juta.
Sedangkan menurut indikator kelompok negara ekonomi, impor Jatim pada 2021 yang berasal dari ASEAN berkontribusi 20,90 persen terhadap total impor atau sebesar USD 5.734,00 juta. Di antara negara ASEAN, Singapura tetap menjadi negara dengan kontribusi terbesar yaitu sebesar 42,58 persen dengan nilai impor USD 2.445,53 juta disusul Malaysia dan Thailand.
Selama lebih dari satu dasawarsa terakhir (2008-2021), neraca perdagangan provinsi Jawa Timur mengalami defisit. Hanya pada tahun 2016 neraca perdagangan mengalami surplus, meskipun nilainya hanya sebesar USD 358,63 juta.
BPS juga mencatat, meningkatnya nilai impor di tahun 2021 diikuti juga oleh meningkatnya nilai eskpor.
Peningkatan ekspor merupakan salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menggenjot neraca perdagangan Jawa Timur. Upaya ini dapat dilakukan melalui diversifikasi produk, pengembangan pangsa pasar ekspor di luar negeri yang diupayakan dengan lebih optimal, kemudian dalam mengurus administrasi atau persyaratan ekspor dan memberikan bantuan kepada pengusaha ekspor.(gat/dfn/ipg)