Yayasan Pendidikan Anak-Anak Buta (YPAB) di Jalan Gebang Putih No. 5 Surabaya, menyelenggarakan lomba cipta dan baca puisi dalam rangka menyambut HUT ke-77 Kemerdekaan RI pada Kamis (11/8/2022).
Eko Purwanto Kepala Sekolah YPAB menyampaikan, persiapan lomba telah dilaksanakan sejak Senin (8/8/2022). Ia memaparkan, persiapan yang dilakukan meliputi musyawarah bersama para pengajar mengenai materi lomba, alat-alat yang diperlukan, dan pemasangan hiasan agar suasana tampak meriah. Perlombaan ini sekaligus sebagai media menanamkan kerja sama dan mengenang jasa para pahlawan.
“Alhamdulillah lancar. Ditunjang oleh dana dari yayasan dan dari donatur yang memberikan untuk hadiah lomba,” tutur Eko saat ditemui suarasurabaya.net.
Peserta didik yang bersekolah di SMP LB dan SMA LB YPAB tersebut memiliki keterbatasan pengelihatan, tunanetra maupun low vision.
Lomba cipta dan baca puisi diikuti oleh sejumlah siswa SMP LB dan SMA LB. Sebelumnya, peserta telah diminta untuk membuat puisi dengan huruf braille kemudian akan dibacakan pada saat perlombaan. Saat maju ke depan, peserta membawa buku berisi puisi karyanya yang ditulis dengan huruf braille. Ia meraba bukunya sambil membaca puisi dengan penghayatan.
Perlombaan berlangsung meriah dengan para siswa yang bersorak senang saat nama temannya dipanggil untuk membacakan puisinya.
Eko menyampaikan bahwa pada tanggal 23 Agustus mendatang ada undangan pentas Apresiasi, Kreativitas, dan Prestasi di Transmigrasi Margorejo yang merupakan program dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, untuk anak-anak disabilitas di Surabaya.
Sebanyak 12 orang yang terdiri dari siswa dan guru, disiapkan sejak seminggu yang lalu untuk mengikuti pementasan pada tanggal 16 dan 23 Agustus 2022.
Para siswa tunanetra yang berlatih Angklung dapat dengan mudah mengenali bunyi nada hanya dengan menggoyangkan alat musik itu. Satu minggu berlatih Angklung, mereka sudah menghafal nada serta bagiannya, karena setiap siswa memainkannya dengan nada yang berbeda.
“Kendalanya, banyak siswa yang baru mengenal alat musik Angklung. Sebenarnya ini kendala setiap tahun, tetapi karena sudah vakum selama 2 tahun, akhirnya butuh pembiasaan lagi,” ujar Kiki, pelatih musik yang juga seorang tunanetra.
Yayasan yang menjadi naungan SMP LB dan SMA LB di kawasan Gebang ini, memiliki jumlah total 23 peserta didik yang terdiri atas 18 siswa SMP LB dan 5 siswa SMA LB. Tidak hanya berasal dari Surabaya, tetapi ada juga siswa yang berasal dari Gresik dan Probolinggo. Oleh karena itu, YPAB menyediakan asrama untuk anak-anak yang berasal dari luar kota.
“Tahun lalu SMP LB yang lulus ada 14, sedangkan yang SMA LB ada 9. Dari 14 siswa SMP LB itu, yang melanjutkan ke SMA Negeri 10 ada 2, yang SMA Muhammadiyah Genteng Kali ada 4, terus SMA Kertajaya ada 2. Kalau yang siswa dari Probolinggo itu masuk pondok. Siswa dari Sampang juga masuk pondok tapi di Ponorogo,” ujarnya.(red/dfn/ipg)