Badan Pusat Stastistik (BPS) mencatat data pekerja sektor informal di Jawa Timur (Jatim) sebanyak 7,1 juta orang. Dari jumlah tersebut, tercatat ternyata hanya 400 ribu orang yang sudah mendaftar BPJS Ketenagakerjaan.
Capaian data tersebut dipaparkan oleh Deny Yusyulian Deputi Direktur BPJS Ketenagakerjaan Jatim. Melihat capaian pendaftar yang masih minim tersebut, Deny menjelaskan jika pihaknya tengah mendorong perlindungan sosial untuk para pekerja sektor informal itu.
“Mereka ini punya aktivitas ekonomi, para pedagang di pasar, ojok online, petani, dan nelayan. Pekerjaan mereka pasti ada risikonya,” kata Deny saat dikonfirmasi dalam forum diskusi Talent Talks, di Ciputra World yang dihadiri Ida Fauziah Menteri Ketenagakerjaan, Minggu (6/8/2022).
Deny melanjutkan, dengan biaya Rp36.800 untuk ikut serta dalam BPJS Ketenagakerjaan sebagai peserta jaminan sosial, masyarakat sudah bisa mendapatkan jaminan hidup hari tua, kecelakaan kerja, dan kematian.
Total pekerja informal yang tercatat BPS Jatim sebanyak 7,1 juta orang tersebut, merupakan yang terbanyak dari sektor pekerjaan lainnya. Menurut Deny masyarakat harus diberikan edukasi secara berkala agar memahami manfaat yang didapat.
Sementara itu untuk di Surabaya sendiri, Direktur BPJS Ketenagakerjaan Jatim itu mengatakan dari total empat juta pekerja yang terdaftar ada sekitar 1 juta orang yang bekerja di sektor informal. Sebanyak 1 juta orang tersebut kebanyakan bekerja sebagai pedagang di Surabaya.
“Itu yang perlu kita dorong, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui dampak dan manfaat ikut serta dalam BPJS Ketenagakerjaan,” ungkapnya. (wld/bil/iss)