Jumat, 22 November 2024

Duka Selimuti Warga Gaza di Tengah Serangan Udara Israel

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Asmaa Al-Najjar seorang anak perempuan berusia 10 tahun yang rumahnya hancur terkena serangan udara Israel. Foto: Xinhua

Rasa takut dan panik terlihat di wajah Asmaa Al-Najjar, seorang anak perempuan berusia 10 tahun asal Palestina, setelah pesawat-pesawat tempur Israel mengebom sebuah apartemen di sebelah rumahnya di area permukiman Tel Al-Hawa, di sebelah barat Gaza City.

“Serangan Israel itu terjadi ketika saya sedang berada di kamar bersama saudara laki-laki saya, yang membuat kami sangat ketakutan,” ujar seorang anak perempuan bernama Asmaa dengan suara bergetar pada Xinhua yang dikutip Antara, Minggu (7/8/2022).

Sebagai informasi, aksi saling serang antara Israel dan Jihad Islam Palestina (Palestinian Islamic Jihad/PIJ) berlanjut ke hari kedua pada Sabtu (6/8/2022). Militer Israel terus membombardir puluhan target yang berkaitan dengan kelompok militan itu di Jalur Gaza, sementara ratusan roket ditembakkan dari wilayah kantong Palestina tersebut ke arah Israel.

Kementerian Kesehatan Palestina pada Sabtu mengatakan, bahwa sedikitnya ada 15 orang yang tewas atas serangan tersebut, termasuk seorang anak perempuan berusia lima tahun, dua wanita, dan tujuh militan. Selain itu, 125 orang lainnya dilaporkan mengalami luka-luka di Jalur Gaza.

Platform-platform media sosial Palestina pun dipenuhi oleh foto dan video tentang Allaa Qadoum, anak perempuan berusia lima tahun yang tewas pada Jumat (5/8/2022) akibat serangan udara tersebut. Orang tua anak perempuan itu menangis sambil menggendong jasad putri mereka yang dibungkus dengan bendera Palestina.

Kakek dari Allaa Qadoum berlinangkan air mata saat menggendong jasad cucunya yang meninggal karena serangan udara Israel di kediamannya. Foto: Xinhua

Sambil bersimbah air mata, kakek dari Allaa Qadoum mengatakan, jika cucunya sedang bermain di depan rumah saat pesawat tempur Israel mengebom sebuah target di sekitar tempat tersebut, sehingga sebuah pecahan bom mengenai kepala Allaa.

“Apa kesalahan yang diperbuat Allaa sampai harus menjadi target dan tewas? Apakah dia menembakkan rudal ke arah Israel?,” ujar kakek Allaa dengan penuh isak tangis.

Kepada Xinhua, sang kakek juga mengatakan bahwa cucunya yang malang itu seharusnya akan mulai bersekolah di taman kanak-kanak pada akhir bulan ini. Dia juga sempat minta dibelikan pakaian dan tas sekolah baru.

Israel sendiri masih belum berkomentar terkait kematian Allaa Qadoum.

Para penduduk Gaza mengatakan serangan-serangan udara tersebut merupakan kejutan besar yang tidak terduga, saat banyak keluarga sedang bersiap-siap untuk menghabiskan akhir pekan di pantai Gaza guna menghindari teriknya musim panas dan krisis listrik

Menyusul serangan-serangan udara yang intensif ini, jalanan di kota-kota di wilayah kantong itu terlihat nyaris kosong tanpa adanya pejalan kaki dan aktivitas lalu lintas, dengan hanya mobil pemadam kebakaran dan ambulans yang berlalu-lalang.

Serangan udara Israel di jalur Gaza yang terus berlanjut sampai dengan hari Sabtu (6/8/2022). Foto: Xinhua

Semua kafe dan hotel yang menghadap ke tepi laut ditutup setelah para pelanggan bergegas meninggalkan lokasi. Aktivitas komersial pun hampir lumpuh.

Mohammed al-Sa’adi, penghuni apartemen “Falastin” yang digempur serangan jet-jet tempur Israel, pada Xinhua Jumat mengatakan, jika pengeboman tersebut terjadi secara tiba-tiba dan tanpa peringatan, ketika ia bersama keluarganya masih berada di dalam apartemen.

Salama Ma’rouf, juru bicara pemerintah yang dikelola Hamas di Gaza pada Xinhua juga mengatakan bahwa 650 unit tempat tinggal telah hancur sejak Jumat.

“Eskalasi Israel telah menyebabkan banyak rumah warga dan institusi sipil rusak, yang jelas-jelas merupakan pelanggaran hukum internasional,” katanya menekankan.

Ma’rouf juga menyerukan agar masyarakat internasional menghentikan “agresi Israel terhadap warga Palestina.” (ant/bil/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs