Penipuan berkedok orderan fiktif yang kemudian menguras saldo tabungan korbannya, terjadi. Kali ini pelaku menggunakan Maxim Driver sebuah aplikasi yang bergerak di bidang transportasi pengantaran makanan dan barang. Sementara korbannya adalah, Rico Arifianto (28) driver yang baru bergabung di perusahaan yang berdiri sejak tahun 2003 ini.
Pada suarasurabaya.net, Rico mengaku mendapat order berupa, roti, 1 kaleng minuman dan pengisian Ovo sebesar Rp.236.500 pada Kamis (28/7/2022).
Pesan yang mengatas namakan Sinta tersebut, diantarkan ke alamat sesuai aplikasi yakni Hotel yang berada di kawasan Sidoarjo. Sayangnya titik lokasi pelaku berubah-ubah. Sekalipun Rico mengaku heran, tapi dia masih belum sadar bahwa dia masuk ke perangkap penipu.
“Saya sampai keliling ke Sidoarjo, karena lokasi pindah-pindah terus, lalu saya hubungi dia. Sebelumnya dia ngasih nomer WA, janjinya mau share lokasi. Tapi saya lihat makin berpindah-pindah, akhirnya saya sadar saya telah ditipu. Bahkan sebelumnya dia memaksa order top up Ovo. Saya menolak dia mengancam mau melaporkan. Ya karena saya driver baru, saya takut akhirnya saya cari pinjaman untuk isi Ovo 236 ribu itu,” terang Rico.
Sadar menjadi korban penipuan, Rico pun menghubungi no WA pelaku, namun baik telepon maupun Whatsapp yang dikirimkan tidak terjawab bahkan diblokir.
“Saya kepikiran terus, sampai tengah malam saya lihat hape terus. Akhirnya WAnya on dan pesan saya masuk, saya tanya kamu nipu saya ya, dia ketawa dan balas chat, kenapa. Dari situ akhirnya saya benar-benar sadar dan yakin ini penipuan. Langsung saya buka aplikasi dan klik pengaduan. Disitu saya sampaikan apa yang saya alami, tidak berselang lama ada WA muncul sekitar jam 23.56, bilangnya dari Rudi Permana yang mengaku dari kantor pusat layanan maxim,” terang Rico.
Dari pesan inilah, kerugian korban semakin dalam. Berdalih membantu korban mengembalikan uang, pelaku justru menguras habis isi rekening. Dengan janji untuk kepentingan ganti rugi pelaku meminta data korban.
Awalnya korban diminta mengisi sejumlah data, mulai nama, nomer telepon, email dan sejumlah data lain seperti nomer rekening, kantor cabang penerbitan rekening, foto depan belakang dan keterangan kartu ATM termasuk masa berlaku kartu ATM, dan tiga huruf di belakang kartu.
“Saya kasih kartu ATM Mandiri saya, tapi karena saldo kosong saya diminta memasukkan nomer rekening lain. Alasannya kartu Mandiri saya ada tulisan GMN. Setelah itu saya coba ngasih rekening BCA kakak saya, sama seperti tadi dia minta semua data dan saya serahnya, dan di BCA ini ada saldo sekitar 800 ribu,” katanya.
Disini, pelaku mulai memandu korbannya melalui WA chat untuk memindahkan kendali mobile bangking ke tangan penipu. Pelaku menulis,
“Silahkan bapak masuk ke mobile bankingnya, lalu pilih m-Admin, lalu pilih atur oneklik, setelah itu bapak klik aktivasi,”
Kontan saat itu juga, dana berpindah tempat dan dalam waktu yang sangat singkat saldo korban sebesar Rp881.000 terkuras habis. Sebab pelaku bisa melakukan penggantian PIN, dan membobol mobile Banking sang korban.
Menanggapi kasus yang dialami Rico yang juga disiarkan di Radio Suara Surabaya ini, pihak Maxim dalam keterangan resmi yang dilayangkan kepada Suara Surabaya menegaskan kasus penipuan tersebut sama sekali tidak ada kaitannya dengan perusahannya.
“Berdasarkan cerita dari korban pada siaran tersebut, korban diberikan pesanan Food & Shop oleh Maxim, hal ini keliru karena sistem pemesanan di aplikasi driver Maxim tidak otomatis, melainkan pesanan diambil secara manual oleh driver. Pada aplikasi juga telah diberikan peringatan agar waspada terhadap penipuan dan menolak pesanan apabila diminta oleh pelanggan untuk mendanai ulang akun seperti Shopee, Tokopedia, atau yang lainnya,” tulis keterangan yang ditanda tangani Joshua Christian Hans Public Relations Specialist Maxim Order Service.
“Pada peringatan tersebut, kami menjelaskan bahwa penipu bisa saja menuliskan pesan melalui SMS atau Whatsapp. Maxim tidak bertanggung jawab atas kerugian apapun yang dialami oleh para mitra, maka kami (Maxim) mengimbau para mitra pengemudi untuk lebih waspada dan berhati-hati dengan modus penipuan seperti ini,” tulisnya.
Selanjutnya, Maxim menyarankan agar tidak terjadi kekeliruan dan disinformasi kepada masyarakat, apabila ada pertanyaan lebih lanjut dan pengaduan bisa menghubungi melalui email [email protected].
Sementara itu hasil penelusuran suarasurabaya.net, nomer telepon pelaku atas nama Rudi Permana yang mengaku dari kantor pusat layanan maxim, terdeteksi di aplikasi pelacakan nomer telepone di Getcontact sebagai nomer dengan nama #Penipu Maxim 11, #penipu, #penipu Incel. (rts)