Siswa SD dan SMP bergantian menikmati berbagai permainan tradisional pada booth Dulinan Lawas dalam perayaan Hari Anak Nasional (HAN) di Alun-alun Suroboyo, Rabu (27/7/2022).
Beragam permainan tradisional mulai dari egrang, lompat tali, dakon, yoyo, ular tangga raksasa hingga holahop berhasil memancing tawa canda anak-anak.
“Asik main sama temen dibanding main sendirian,” ujar Gilbert Matthew Carnelis siswa kelas delapan SMPN 3 pada suarasurabaya.net.
Saat ditemui, ia tampak sedang menikmati bermain yoyo bersama I Putu Pasya Devantara, salah satu temannya di SMP yang berdomisili di daerah Bubutan. “Dibanding gadget, ini lebih seru. Kalau gadget kan hanya mencet. Tapi kalau yoyo lebih atraktif gitu,” kata Gilbert.
Permainan tradisional ini, selain melatih interaksi sosial juga berfungsi mengembangkan motorik halus dan kasar, kemampuan sensorik serta strategi. Selain mengurangi penetrasi gadget, mengaktifkan kembali permainan tradisional juga merupakan langkah pelestarian budaya.
“Bapak Wali Kota Surabaya keren sekali ya bikin acara ini. Bikin anak jadi sadar sama hak nya. Bikin seneng di hari anak,” ujar Gilbert mengapresiasi Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya.
Hal menarik yang dapat dijumpai di Alun-Alun Suroboyo dalam momen tersebut, yakni tidak hanya anak-anak yang tampak bermain. Bahkan, beberapa wali murid dan pengajar justru nampak lebih antusias bermain lompat tali.
“Seru juga ya ternyata, nostalgia masa lalu,” ujar Anita salah satu wali murid.
Anita menceritakan, bahwa permainan tradisional telah membuat masa kanak-kanaknya berwarna. Memori kegembiraan bersama teman-temannya menjadi kenangan dan pembelajaran yang ikut membentuknya menjadi dewasa.
“Penting sekali ya. Permainan tradisional yang dilakukan bersama teman-teman akan menciptakan ingatan positif yang akan terus dibawa oleh anak. Itu kan ngga bisa kalo mainnya gadget ya,” ujarnya. (tha/bil/ipg)