Sabtu, 23 November 2024

9,8 Persen Anak Indonesia Mengalami Gangguan Kesehatan Jiwa Ringan

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Ilustrasi anak menggunakan Hand Phone. Foto: Pixabay

Dr. (Hc) dr Hasto Wardoyo SPOG Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) mengatakan berdasarkan Data Riset Kesehatan Dasar (Rikesda) tahun 2018 mental anak-anak Indonesia mengalami gangguan kesehatan jiwa ringan (eror) sebesar 9,8 persen.

Pendataan Rikesda yang dilakukan lima tahun sekali ini mencatat kenaikan anak Indonesia yang mengalami eror dibandingkan data Rikesda yang sama tahun 2013 yang hanya tercatat sebesar 6,1 persen.

“Anak-anak yang mengalami eror itu diajak maju sulit, belajar sulit, dan pekerjaannya hanya mengeloni atau bermain HP saja, dan lama kelamaan dia akan hidup di alam dan pikirannya sendiri,” kata Hasto Wardoyo dalam keterangan yang dikutip Antara, Selasa (26/7/2022).

Menurut dia, kondisi gangguan jiwa ringan terjadi karena mereka stres dan asyik hidup di dunianya sendiri sehingga mengabaikan kehidupan sosialnya. Kondisi ini diperparah dengan adanya HP yang membuat anak kian sulit diatur.

“Orang tua perlu meningkatkan kewaspadaan dan hati-hati ketika anak mengalami gangguan kesehatan jiwa ringan itu agar tidak menjadi meningkat atau makin parah. Karenanya Tim Pendamping Keluarga berperan mendampingi keluarga tersebut,” katanya.

Upaya pendampingan ini sangat diperlukan apalagi sekarang gangguan jiwa berat terhadap anak justru meningkat menjadi 7/1000 anak, dan anak kecanduan narkoba mencapai 5,1 persen. Rutan penuh dengan tahanan anak yang tercatat 60 persen kasusnya adalah akibat kecanduan obat terlarang itu.

“Kita titip generasi muda kepada orang tuanya untuk mendapatkan pengasuhan, perawatan dan pengawasan yang baik agar jangan sampai mengalami gangguan mental berat sehingga anak harus punya pendidikan yang baik sekaligus dalam upaya meningkatkan kualitas SDM pada tahun 2035,” katanya.(ant/dfn/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs