Serial manga One Piece yang bercerita tentang bajak laut pemburu harta karun merayakan ulang tahunnya yang ke-25, pada Jumat (22/7/2022) lalu dengan bab terakhir dari saga terlaris yang akan mengungkap rahasianya.
Setelah jeda selama satu bulan, chapter terakhir One Piece akan hadir di Jepang mulai Senin (25/7/2022) waktu setempat, di majalah manga mingguan Shonen Jump, yang diterbitkan oleh Shueisha.
Dikutip Antara dari AFP, Minggu (24/7/2022), serial ini telah mengumpulkan lebih dari 100 volume dan memecahkan rekor penjualan sejak pertama muncul pada tahun 1997.
Cerita One Piece sendiri berkisah pada petualang Monkey D. Luffy kapten dari Bajak Laut Topi Jerami yang berburu harta karun bersama teman-temannya.
Eiichiro Oda selaku penulis dan ilustrator One Piece sendiri telah memecahkan Guinness World Record, karena telah menerbitkan seri buku komik terbanyak dengan 490 juta yang diproduksi.
Keberhasilannya membuat momentum ulang tahun ke-25 manga itu menjadi sesuatu yang ditunggu-tunggu oleh penggemar dunia, mulai dari Amerika Serikat hingga Prancis yang merupakan pasar terbesar kedua untuk manga dan animasi Jepang.
Sebagai informasi, volume ke-100 dari seri ini dirilis di Prancis sebanyak 250.000 eksemplar pada tahun lalu, jumlah yang menyaingi karya lain yang pernah memenangkan penghargaan literatur bergengsi Prix Goncourt.
“Saya akan mulai menunjukkan semua rahasia dunia ini yang saya sembunyikan. Ini akan menyenangkan. Ayo, kencangkan sabuk pengamanmu!,” kata Oda dalam sebuah pesan tulisan tangan yang diunggah melalui Twitter.
Chedli Ben Hassine, pembuat konten dalam budaya pop, mengatakan kepada AFP bahwa One Piece telah menjadi tidak hanya salah satu seri manga terbesar di dunia, tetapi juga salah satu karya budaya terbesar, termasuk semua sektor.
“Apa yang membuat manga ini begitu istimewa adalah di atas semua plotnya,” kata Ryuji Kochi President of Europe, Middle East, & Africa di Toei Animation.
Cerita dalam One Piecemencakup referensi budaya dan geografis yang memberikan dimensi universal, termasuk Mesir Kuno, Venesia, dan Jepang abad pertengahan. Karakter yang menarik dan tema modern tentang industrialisasi, rasisme, perbudakan, dan intrik geopolitik menambah daya tarik serial ini.
“Dengan mengusulkan semesta cerita yang sama sekali berbeda, penulis tidak pernah membuat pembaca bosan,” kata Benoit Huot Kepala Manga di perusahaan penerbitan Glenat, kepada AFP.
Meskipun bab final One Piece menjanjikan banyak liku-liku, serial ini belum menjangkau khalayak yang lebih luas di luar penggemar komik Jepang seperti layaknya hit global Star Wars dan Harry Potter.
Julien Pillot seorang pakar ekonom berpendapat, bahwa budaya Jepang tak seperti produksi karya Barat yang didukung oleh pasar besar dan kekuatan Hollywood dalam skala industri. Namun, produksi serial live-action One Piece yang akan dirilis di Netflix beberapa waktu mendatang diharapkan dapat menjangkau audiens yang lebih luas.
Pillot mengatakan, Hollywood secara historis menghadapi tantangan untuk mengadaptasi serial manga ke layar lebar, belajar dari kegagalan adaptasi Dragon Ball.
“Jika Netflix berhasil menciptakan produk dengan kualitas sangat tinggi, yang menangkap semangat unik ‘One Piece’, itu akan menjadi awal yang baik,” kata Pillot. (ant/bil)