Jumat, 22 November 2024

Dinkes Surabaya Temukan 316 Kasus HIV pada Semester Pertama Tahun 2022

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Ilustrasi HIV.

Nanik Sukitrisna Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Surabaya menyampaikan temuan kasus HIV dalam semester satu tahun 2022 berjumlah 316 kasus. Angka tersebut terbilang menurun dari semester satu tahun 2021, yang mencapai 364 kasus.

“Penurunan kasus ini merupakan upaya kegiatan preventif dan promotif secara optimal, seperti pelayanan secara tatap muka berupa sosialisasi, penyuluhan, pertemuan FGD, dan pendampingan tentang pencegahan HIV,” kata Nanik saat dihubungi suarasurabaya.net, Sabtu (23/7/2022).

Kadinkes juga menyebutkan jika temuan HIV hampir di setiap Kecamatan di Surabaya. Kasus terbanyak ditemukan di Kecamatan Wonokromo dengan 17 kasus. Sedangkan kasus terendah ada di Kecamatan Asemrowo, yaitu nol kasus.

Mengingat kasus HIV di Kota Surabaya menjadi yang paling tinggi se Jawa Timur (Jatim) pada Tahun 2021 kemarin. Dinkes Surabaya telah mencanangkan target untuk memperkuat kualitas upaya pencegahan dan layanan pengobatan.

Seperti melakukan intensifikasi promotif preventif, guna mencegah penularan HIV melalui pemberian Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) pada kelompok rentan, seperti remaja usia 15 sampai 24 tahun.

“KIE juga dilakukan terhadap ibu hamil, calon pengantin serta populasi berisiko seperti wanita pekerja seks (WPS), lelaki seks lelaki (LSL), Waria dan pengguna narkoba suntik (Penasun),” jelas Nanik.

Nanik juga mengatakan jika terdapat beberapa kelompok lain yang rentan tertular HIV, yaitu ibu hamil, calon pengantin, pekerja hiburan, anak buah kapal dan pekerja pabrik. Target selanjutnya, Dinkes akan memberikan penyediaan layanan konseling testing HIV (KTH) diseluruh Puskesmas dan 54 Rumah Sakit.

Tidak hanya itu, layanan KTH juga akan diberikan di Kantor Kesehatan Pelabuhan dan klinik berbasis komunitas, supaya lebih mendekatkan layanan ke masyarakat.

Selain itu, menurut Nanik, untuk mencegah penularan HIV, harus dilakukan pemetaan untuk memotret ulang sebaran kelompok populasi kunci seperti WPS, Waria, LSL dan Penasun di Kota Surabaya.

“Kami juga akan terus melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan pelaksanaan pengendalian HIV pada layanan HIV. Supaya kasus HIV di Surabaya bisa lebih di tekan,” pungkasnya. (wld/bil/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
33o
Kurs