Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) telah resmi dilaksanakan secara serentak di Surabaya, mulai Senin (18/7/2022) hari ini. MPLS untuk sekolah dasar (SD) sendiri, akan dilaksanakan selama tiga hari, yakni dari tanggal 18 sampai 20 Juli.
Munayah Kepala Bidang Sekolah Dasar (Kabid SD) Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya, pada Radio Suara Surabaya, Senin (18/7/2022) mengatakan, terdapat peraturan umum yang harus menjadi perhatian dalam pelaksanaan MPLS tahun ini, khususnya untuk jenjang SD. Dalam peraturan tersebut, selain waktu pelaksanaan adapula yang mengatur tentang bentuk kegiatan.
“Pengembangannya tetap kita kembalikan ke masing-masing sekolah yang menjalankan. Kalau kami (Dispendik Surabaya), sesuai jadwal tetap ada tim pengawas yang keliling ke sekolah-sekolah untuk melakukan pemantauan,” ujarnya.
Kabid SD Dispendik Surabaya menjelaskan, jika masing-masing sekolah baik swasta maupun negeri telah diminta untuk menyerahkan pada pengawas list program yang dibuat untuk MPLS. Meski demikian, Munayah mengakui para pengawas tersebut tidak bisa menjangkau seluruh SD di Surabaya dalam satu hari, karena jumlahnya yang sangat banyak.
“Sampai pukul 10.00 WIB tadi Alhamdulillah kegiatannya positif semua, mulai dari games sampai ada prosesi pelepasan burung merpati. Mayoritas sejau ini dinilai cukup edukatif dan inovatif,” jelasnya.
Selain itu, sejauh ini para orang tua juga terlihat antusias untuk mendampingi buah hatinya mengikuti kegiatan pertama di sekolah barunya tersebut. Meski demikian, kata Munayah, alangkah lebih baik jika di hari selanjutnya orang tua tidak lagi mendampingi anaknya sampai masuk ke dalam lingkungan sekolah. Orang tua juga diimbau agar khawatir terkait dengan penerapan protokol kesehatan (prokes) disekolah.
“Karena kalau sudah di lingkungan sekolah itu, sudah masuk ranah dan tanggung jawabnya guru untuk membina para murid. Selain itu biasanya ada sekolah yang melibatkan para kakak kelas untuk ikut membantu guru. Soal prokes tidak perlu khawatir karena juga masuk kriteria pengawasan. ,” terangnya.
Terkait penerapan “Kurikulum Merdeka” pada MPLS tahun ini, kata Munayah, sudah berjalan dengan baik karena pihak Dispendik Surabaya sebelumnya telah bekerjasama dengan banyak akademisi dan berbagai sumber di Kota Pahlawan, untuk mempersiapkan kurikulum tersebut. Dari data Dispendik Surabaya, hampir 500 sekolah dasar baik negeri maupun swasta telah menerapkan kurikulum tersebut untuk kelas satu sampai empat.
“Sebagian besar mereka (500 SD di Surabaya) sudah menerapkan ‘Kurikulum Merdeka’ secara mandiri, tapi masih ada sekitar 150an sekolah yang masih menerapkan kurikulum tahun 2013 karena beberapa faktor,” paparnya.
Untuk diketahui, “Kurikulum Merdeka” memungkinkan untuk memberikan guru dan murid kebebasan dalam metode pembelajaran, sesuai karakter peserta didik. Kreativitas guru dalam menjadi kunci utama dalam menjalankan kurikulum tersebut. (bil/rst)