Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) diharapkan sesuai dengan perkembangan zaman, dengan mengimplementasikan “Kurikulum Merdeka” yang dicanangkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). Fase yang sebelumnya dikenal dengan Masa Orientasi Siswa (MOS) tersebut, diharapkan tidak hanya berisikan materi saja, namun juga memberi kesempatan para pesertanya untuk mengembangkan potensinya pada masa tersebut.
Hal tersebut disampaikan Bagus Sanyoto Konsultan Learnership serta Konselor Pendidikan dan Keluarga, pada Radio Suara Surabaya, Minggu (17/7/2022). Dalam pelaksanaannya, sesuai dengan Kurikulum Merdeka, para guru dan panitia MPLS harus lebih memfokuskan para pesertanya agar bisa menguatkan keterampilannya.
“Selain itu para orang tua juga harus mengenal dan memahami konsep Kurikulum Merdeka. Jadi tidak hanya di sekolah saja para siswa tadi diasah kemampuannya, praktiknya justru di lingkungan keluarga juga,” ujarnya.
Apalagi, kata Bagus, dunia pendidikan saat ini masih dibayang-bayangi oleh pandemi Covid-19 yang masih berlangsung. Jika sistem belajar mengajar kembali ditetapkan dengan metode daring, maka hasil dari MPLS tersebut bisa memiliki pengaruh besar.
Terkait konten yang diusung dalam MPLS, Bagus Sanyoto berharap agar pihak sekolah tetap memberikan kontrol pada para panitianya. Hal tersebut agar pelaksanaan MPLS bisa menghasilkan teladan yang baik untuk para murid. “Jangan sampai justru karena tidak ada pengawasan, nanti muncul karakter yang buruk dari para siswanya dan potensi malah tidak keluar,” jelasnya.
Sementara itu, Bagus juga menyinggung kebiasaan orang tua yang memaksakan anak untuk masuk sekolah negeri. Dia mencontohkan, adanya orang tua yang sengaja mensekolahkan anaknya di sekolah swasta selama beberapa semester, karena tidak diterima di sekolah negeri saat tes pendaftaran kelas 10.
“Biasanya setelah beberapa semester dan disekolah negeri ada bangku yang kosong, langsung anaknya dipindahkan ke sekolah negeri tersebut. Perlu diakui hal seperti ini memang ada dan banyak terjadi,” ungkapnya.
Hal tersebut, kata Bagus, tentu akan berpengaruh pada daya tampung sekolah swasta yang bisa saja semakin berkurang. Dia berharap, agar semua orang tua kedepan bisa mengajarkan pada anaknya untuk mau sekolah dimana saja, terlepas sekolah negeri maupun swasta.
“Orang tua harus mengajarkan anaknya mandiri untuk mengenali lingkungannya, bukan malah ditentukan dengan cara seperti itu. Karena nanti dampaknya juga pastis sampai ke masa-masa dunia kerja,” pungkasnya. (bil/iss)