Tingkat kesadaran masyarakat Indonesia untuk berasuransi masih sangat rendah. Namun, merebaknya pandemi membuat masyarakat kembali mengkaji ulang cara pandang mereka terhadap kebutuhan berasuransi.
“Kalau dulu susah karena demand-nya belum terbentuk tapi saat ini cara pandang masyarakat terhadap asuransi berbeda dan memberikan kesadaran berasuransi bagi masyarakat,” jelas Windra Krismansyah head of corporate communications Generali Indonesia, kepada suarasurabaya.net, Sabtu (16/7/2022).
Windra mengatakan sebelumnya tingkat kesadaran masyarakat Indonesia untuk berasuransi masih sangat rendah, tetapi, di masa pandemi, peminat asuransi bertumbuh dan meningkat diikuti juga kesadaran sosial juga meningkat.
“Produk asuransi tradisional dari asuransi jiwa masih menarik untuk diminati oleh masyarakat di tengah pandemi, demikian juga asuransi lain, seperti unit link,” ujarnya.
Windra berharap kontribusinya akan terus tumbuh mengingat berbagai kemudahan untuk memiliki produk ini secara online, baik produk unit link maupun tradisional yang didistribusikan melalui seluruh kanal pemasaran menyesuaikan kebutuhan dan preferensi nasabah dalam memilih perlindungan.
Di tengah kondisi pandemi dan tingginya peminat asuransi pihaknya fokus memasarkan produk ini secara online.
“Karena kondisi masih pandemi tidak memungkinkan kita untuk tatap muka, maka melalui aplikasi karena kapan saja,di mana saja bisa, aman dan ada sertifikasinya,”kata Windra.
Sebagai informasi, data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Perihal peningkatan kesadaran berasuransi peningkatan pendapatan premi yang terjadi pada produk asuransi jiwa nasional.
Pada puncak pandemi tahun 2021, terus terjadi peningkatan pendapatan premi asuransi jiwa konvensional, dari posisi Rp65,1 triliun pada April 2021, meningkat menjadi Rp72,9 triliun pada Mei, dan terus meningkat menjadi Rp94,01 triliun pada Juni.(man/faz)