Sabtu, 23 November 2024

Dradjad Wibowo : Kegiatan Pasar Murah Zulkifli Hasan dan Putrinya di Lampung adalah Acara Partai

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Dradjad Hari Wibowo Ketua Dewan Pakar PAN. Foto: Faiz Fadjarudin suarasurabaya.net

Dradjad Hari Wibowo Ketua Dewan Pakar Partai Amanat Nasional (PAN) meluruskan berita yang menyebut Zulkifli Hasan (Zulhas) Mendag beserta putrinya memanfaatkan pasar murah minyak goreng sebagai ajang kampanye.

Menurut Dradjad, acara yang digelar Zulkifli Hasan dan Putrinya itu adalah acara PAN.

“Dengan segala kerendahan hati, saya memohon masyarakat melihat kegiatan Ketum PAN dalam acara PANsar Murah di Lampung secara jernih dan obyektif. Kenapa? Karena ada plintiran oleh oknum pers tertentu yang pertama mengangkatnya, yang akhirnya membuat gaduh. Plintirannya adalah: “Mendag memakai program pemerintah agar rakyat memilih putrinya”,” ujar Dradjad dalam keterangan tertulisnya, Jumat (15/7/2022).

Dradjad menyebut pemberitaan oleh oknum pers diplintir karena acara tersebut bukan acara Kemendag. Zulkifli Hasan hadir sebagai Ketua Umum PAN, dan acara itu diadakan di akhir pekan, bukan hari kerja.

“Kenapa saya katakan plintiran? Mari kita lihat faktanya. Pertama, kegiatan tersebut adalah acara PAN, bukan acara Kemendag. Bang Zul hadir sebagai Ketum PAN, bukan sebagai Mendag. Acara diadakan pada akhir pekan, bukan pada hari kerja. Mendag memang terbiasa bekerja di luar jam kerja. Namun jika dia sesekali memakai akhir pekan untuk keluarga atau PAN, mosok tidak boleh?” kata Dradjad.

Kedua, lanjut dia, PANsar Murah tersebut dibiayai oleh pengurus dan kader PAN sendiri. Adanya Minyakita diplintir sebagai pemanfaatan program pemerintah. Itu terbolak-balik.

Karena, kata Dradjad, kegiatan berbagi dengan rakyat seperti ini sering dilakukan PAN. Contohnya bulan April 2022, Eko Patrio anggota DPR dari PAN
mengadakan PANsar Murah di 6 tempat di DKI Jakarta. Sembako dengan harga Rp 150 ribu dijual hanya Rp 30 ribu. Subsidinya Rp 120 ribu.

“Jika sekarang yang disubsidi oleh kader PAN adalah Minyakita, bukankah itu justru membantu sosialisasi Minyakita di masyarakat? Jika ibu-ibu banyak yang kenal dan beli Minyakita, maka muncul tekanan pasar terhadap swasta untuk menurunkan harga migor. Jadi acara tersebut bukan memanfatkan, tapi justru membantu program pemerintah,” tegasnya.

“Ketiga, apa yang diucapkan bang Zul adalah sebagai Ketum PAN, bukan sebagai Mendag. Ketum parpol tentu boleh meminta dukungan rakyat. Jika dikomentari terkait pelanggaran pemilu, masa kampanye kan belum dimulai? Apakah politisi tidak boleh silaturahmi dengan konstituen?” imbuhnya.

Ucapan jika Futri (putri Zulhas) terpilih, acara seperti ini bisa dua bulan sekali, menurut Dradjad, itu justru wujud komitmen kepada konstituen. Jauh-jauh hari Ketum PAN sudah mewajibkan Futri berbagi dengan rakyat.

“Apakah politisi tidak boleh berbagi? Secara realitas politik, silakan yang komen itu menjadi politisi dan membuat acara. Banyak yang hadir kah jika dia tidak mau atau tidak mampu berbagi dengan rakyat?” kata dia.

“Lalu mengapa muncul plintiran yang berujung kegaduhan? Saya belum tahu pasti. Yang saya tahu, Mendag Zulhas sedang menertibkan impor dan bidang tugas Kemendag lainnya. Sebagian pemain impor dan oknum backing-nya mulai gerah. Apakah mereka ini “bermain” dengan oknum pers untuk mendiskreditkan Mendag, kita lihat saja nanti,” tambahnya.

Meski demikian, Dradjad menyadari kalau PAN perlu memperbaiki manajemen acaranya. Panitia harus dengan gamblang mengumumkan, bahwa acaranya adalah acara PAN, bukan Kemendag.

“Bang Zul berpidato sebagai Ketum PAN, bukan Mendag. Intinya, pengurus dan kader PAN harus menerapkan Chinese Wall, yaitu pemisahan amanat bang Zul sebagai Ketum PAN dengan sebagai Mendag,” pungkas Dradjad.(faz)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs