Sabtu, 23 November 2024

Program Kartu Prakerja Jangkau 1,2 Juta Penerima di Jatim

Laporan oleh Retha Yuniar
Bagikan
Denni Puspa Purbasari Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja saat mempresentasikan Kartu Prakerja dalam Ejavec 2022, Kamis (14/7/2022). Foto : Tangkapan layar

Denni Puspa Purbasari Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja menyampaikan, dari 34 gelombang yang dibuka sejak April 2020, Program Kartu Prakerja telah menyentuh 13 juta peserta. Dari angka tersebut, 1.269.950 di antaranya merupakan penerima efektif dari Jawa Timur.

“Hingga 30 Juni 2022, total insentif dari Kartu Prakerja yang disalurkan kepada penerima program di Jawa Timur sebanyak Rp2,7 triliun,” kata Denni saat membawakan presentasi bertema ‘Program Kartu Prakerja dan Pemulihan Ekonomi Nasional’ dalam Webinar The 9th East Java Economic Forum (EJAVEC) 2022, Kamis (14/7/2022)

Doktor ekonomi lulusan University of Colorado at Boulder Amerika Serikat itu memaparkan, dunia ketenagakerjaan saat ini menghadapi disrupsi ganda.

Pertama, disrupsi akibat teknologi digital yang mengoyak cara-cara lama perusahaan dalam berproduksi dan interaksi antarmanusia. Disrupsi acapkali menyebabkan ketidaknyamanan.

Lalu disrupsi kedua berupa pandemi Covid-19 yang banyak mengubah sendi-sendi kehidupan saat Revolusi Industri 4.0 masih bertransisi menuju era digitalisasi.

“Pandemi ini mengamplifikasi teknologi digital. Mobilitas interaksi antarmanusia dibatasi, sehingga kita seperti ‘dipaksa’ go digital lebih luas dan lebih dalam,” ungkapnya.

Karena itulah, meski awalnya bukan didesain untuk menghadapi pandemi, Prakerja dijalankan ‘end to end’ secara digital. Dari proses pendaftaran, pelatihan, pencairan insentif, pengisian survei, hingga informasi lowongan kerja, semua berlangsung secara daring.

Program prakerja mendukung angkatan kerja Indonesia melalui peningkatan keterampilan serta menjaga daya beli masyarakat di masa pandemi.

“Total ada 4 juta pendaftar Prakerja dari 38 kabupaten dan kota di Jawa Timur. Penerima Prakerja di Jatim pun inklusif, mencakup 3,2 persen penyandang disabilitas, 3,8 persen Purna Pekerja Migran Indonesia (PMI),” urainya.

Catatan penting lain dari Survei Evaluasi Peserta Prakerja, sebanyak 82,5 persen penerima Prakerja di Jawa Timur mengaku menganggur saat mendaftar.

Selain itu, 87,9 persen penerima Prakerja di Jatim belum pernah ikut pelatihan sebelumnya.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut, dari 120 juta orang angkatan kerja di Indonesia, 89 persennya ternyata tidak pernah mengikuti kursus/pelatihan.

Belum lagi tingginya pengangguran dari kalangan terdidik serta pengangguran usia muda yang mencapai enam kali lipat.

“Ada 2,4 persen penganggur lulusan SD berbanding 5,67 persen lulusan perguruan tinggi, serta 3 persen penganggur usia dewasa dibanding 18 persen penganggur usia muda,” urainya.

Lima kategori pelatihan Prakerja yang paling banyak diminati di Jawa Timur yakni Penjualan dan Pemasaran (telemarketing, membuat konten pemasaran), Gaya Hidup (tata rias, belajar merancang busana), Makanan dan Minuman (mengelola usaha warung, barista), Manajemen (menentukan dan mendirikan badan usaha, teknik wawancara bagi HR), serta Bahasa Asing (kelas Bahasa Inggris untuk wawancara kerja, IELTS lesson for getting higher score).

“Setiap provinsi memiliki karakteristik berbeda-beda terkait pelatihan yang banyak diambil di masing-masing daerah. Ada seribu jenis pelatihan Prakerja. Mau pelatihan apa saja ada,” kata Denni.

Sebanyak 98 persen penerima Prakerja di Jawa Timur memiliki persepsi bahwa program ini meningkatkan kompetensi maupun pengetahuan Juga keterampilan dan soft-skill.

“Selain itu, 96 pesen penerima Prakerja Jatim berpersepsi program ini mampu mendorong kewirausahaan,” jelasnya.

Data Manajemen Prakerja juga menunjukkan 77 persen penerima Prakerja di Jatim melampirkan sertifikat pelatihan Prakerja saat melamar kerja.

Adapun 34 persen peserta Prakerja di Jatim yang menganggur sebelum mengikuti program, saat ini telah bekerja, dan 17 persen penerima Prakerja yang menganggur sebelum mengikuti program, saat ini telah berwirausaha

Di forum ini, Denni Purbasari menjadi narasumber bersama Guru Besar IPB Muhammad Firdaus, dengan didahului pembicara kunci Juda Agung Deputi Gubernur Bank Indonesia, Emil Dardak Wakil Gubernur Jawa Timur, Budi Hanoto Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur, dan Dian Agustia Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Airlangga dipandu Soni Harsono Sekretaris ISEI Surabaya.(tha/dfn/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
33o
Kurs