Varian BA.5 adalah keluarga Omicron yang memicu gelombang baru Covid-19 di dunia.
Varian tersebut, pertama kali ditemukan pada Januari. Dan telah mendominasi dunia sejak akhir 2021, serta pemicu lonjakan kasus di banyak negara, termasuk Afrika Selatan tempat varian itu pertama ditemukan.
“BA.5 memiliki kelebihan dalam penyebaran dibanding turunan Omicron lainnya yang beredar, tapi belum ada bukti bahwa virus tersebut lebih berbahaya daripada varian Omicron lain ” ujar Maria Van Kerkhove, Kepala Tim Teknis Covid-19 di WHO. Seperti yang dikutip dari Antara pada Kamis, (14/7/2022).
Varian turunan seperti BA.4, dan BA.5 bisa cepat menyebar, karena memiliki kemampuan untuk menghindari perlindungan imun seperti vaksinasi atau infeksi sebelumnya. Sehingga bisa menginfeksi ulang seseorang.
Laporan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan, varian tersebut menyebabkan kasus pada akhir Juni yang awalnya 37 persen, menjadi 52 persen dalam sepekan. Sedangkan, di Amerika Serikat, varian ini menjadi penyebab sekitar 65 persen kasus Covid-19.
Lonjakan kasus tersebut, dapat membebani layanan kesehatan dan membawa risiko “long Covid” pada banyak orang. Meski begitu, angka kematian tidak bertambah drastis. Karena vaksin yang melindungi penerimanya dari penyakit parah dan kematian akibat Covid-19.
Para ilmuwan sedang mencermati BA.2.75, yang pertama kali terdeteksi di India. Varian itu memiliki sejumlah besar mutasi dan menyebar dengan cepat.
WHO menegaskan, bahwa pandemi Covid-19 masih menjadi darurat kesehatan global, dan negara-negara harus mempertimbangkan aturan kesehatan publik seperti memakai masker dan menjaga jarak ketika kasus melonjak, selain vaksinasi. (ant/des/rst)