Selasa, 26 November 2024

Geopolitik dan Data Lintas Batas Negara Jadi Isu Penting G20

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Dedy Permadi Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Informatika Bidang Digital dan Sumber Daya Manusia memberikan keterangan kepada wartawan usai pertemuan Sherpa G20, di Hotel Meruorah Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Senin (11/7/2022). Foto: Antara

Dedy Permadi staf khusus Menteri Komunikasi dan Informatika Bidang Digital dan Sumber Daya Manusia mengatakan, ada dua isu ekonomi digital yang menjadi tantangan Indonesia untuk dibahas pada pertemuan kedua Sherpa G20 di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.

“Pertama, kita memiliki tantangan untuk membahas data lintas batas negara yang memang isunya sensitif,” kata Dedy, usai pertemuan Sherpa G20, seperti yang dikutip dari Antara. Senin (11/7/2022).

Tantangan kedua adalah isu geopolitik, yang juga menjadi tantangan dalam negosiasi maupun diskusi, pada forum Digital Economy Working Group. Tetapi hal ini, bisa dikendalikan dengan baik oleh Indonesia selaku Presidensi G20.

Perlunya membahas prinsip-prinsip arus data lintas negara yang harus dinegoisasikan. Karena belum tentu semua negara anggota G20, menerima hal tersebut.”Tidak semua negara sepakat dengan prinsip-prinsip itu, sehingga perlu ada negosiasi yang intensif,” ujar Dedy.

Indonesia sendiri, mengusulkan prinsip-prinsip seperti keabsahan (lawfullness), keadilan (fairness), transparansi (transparency) dan timbal balik (reciprocity) dalam beberapa konteks.

“Dasar G20 adalah konsensus. Sehingga, pihaknya terus berusaha untuk berkomunikasi dengan setiap delegasi agar mencapai kesepakatan bersama,” jelas Dedy.

Pertemuan kedua Sherpa G20 di Labuan Bajo berlangsung pada 10-13 Juli 2022, yang dihadiri langsung oleh 19 negara anggota G20, sembilan negara undangan, dan 10 organisasi internasional. Satu negara anggota G20 hadir secara virtual yaitu Amerika Serikat. (ant/des/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Selasa, 26 November 2024
32o
Kurs