Sabtu, 23 November 2024

Dewan Keamanan PBB Hentikan bantuan ke Suriah

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Seorang bocah membawa bantuan makanan yang diberikan oleh Program Pangan Dunia PBB di Raqqa, Suriah, 26 April 2018. Foto: Dok/ Reuters

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB), memberi intruksi bahwa operasi pengiriman bantuan kepada empat juta orang di Suriah dari Turki yang tidak dapat dilanjutkan.

Seperti dilansir dari Antara, Senin (11/7/2022), hal tersebut terjadi karena para diplomat belum bisa mencapai kesepakatan dalam pemungutan suara pada Minggu (10/7/2022), akibat Rusia yang bersitegang dengan Amerika Serikat (AS) atas kelanjutan operasi besar-besaran tersebut.

Para Diplomat menyebut jika Irlandia dan Norwegia terus mencari kompromi atas permasalahan tersebut. Namun, pemungutan suara tetap tidak bisa dilakukan, sehingga operasi bantuan itu akan ditutup. Sejatinya, mandat penyaluran bantuan itu telah habis masa berlakunya pada 2020, tetapi dapat diperbarui sehari kemudian atas upaya lima anggota tetap DK PBB.

“Bantuan tersebut mencakup makanan, obat-obatan dan tempat tinggal dan jika tidak dilanjutkan, orang-orang akan mati,” ujar Martin Griffiths Kepala bantuan PBB pada salah satu stasiun TV di Kanada.

Sementara pada Jumat (8/7/2022) lalu, Rusia menolak untuk melakukan perpanjangan satu tahun, dengan mengusulkan pembaruan enam bulan saja. Namun, usulan tersebut juga gagal disepakati anggota DK PBB.

Jika usulan tersebut diterima, maka 15 anggota DK PBB diharuskan untuk mengadopsi resolusi baru pada bulan Januari, untuk memperpanjang operasi tersebut selama enam bulan berikutnya. AS, Inggris dan Prancis menyebut jika waktu enam bulan tidak cukup bagi kelompok bantuan, untuk melakukan perencanaan dan operasi secara efektif.

“Tanpa operasi PBB, 70 persen kebutuhan pangan di Suriah tak akan terpenuhi,” ujar Linda Thomas-Greenfield Duta Besar AS untuk PBB.

Menanggapi pernyataan tersebut, Dmitry Polyanskiy Duta Besar Rusia untuk PBB menjelaskan jika negaranya tidak bermaksud menghentikan operasi PBB tersebut, tetapi hanya ingin membuatnya lebih efisien dan transparan. Selain itu, Rusia juga berpendapat, jika operasi bantuan PBB sejatinya melanggar kedaulatan dan integritas wilayah Suriah.

“Makin banyak bantuan yang harus dikirim dari dalam negeri, makin meningkatkan kekhawatiran kelompok oposisi disana, bahwa makanan dan bantuan lainnya akan dikendalikan pemerintah,” jelas Polyanskiy. (ant/des/bil/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
34o
Kurs