Sabtu, 23 November 2024

Facebook dan Twitter Hapus Video Penembakan Shinzo Abe

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Shinzo Abe Perdana Menteri Jepang. Foto: Reuters

Sejumlah perusahaan media sosial termasuk Twitter dan Meta (Facebook) masih terus menghapus video yang bertebaran di platform mereka tentang penembakan Shinzo Abe mantan Perdana Menteri Jepang.

Menurut laporan Associated Press yang dirilis pada 8 Juli, penghapusan tersebut menyusul pelanggaran aturan tentang konten berbahaya di platform-platform media sosial itu.

Beberapa video serangan oleh seorang pria bersenjata yang menembakkan senjata laras ganda buatannya kepada Abe beredar di media sosial pada Jumat (8/7). Beberapa hanya menunjukkan momen sebelum dan sesudah serangan, sementara yang lain menunjukkan saat terjadi tembakan.

Abe, yang mengundurkan diri pada tahun 2020, ditembak saat berpidato. Dia kemudian segera dibawa ke rumah sakit, dan tak lama kemudian dinyatakan meninggal. Polisi menangkap tersangka pria bersenjata di lokasi kejadian.

Pihak Twitter menyatakan saat ini timnya sedang bekerja untuk mengatasi konten berbahaya yang berkaitan dengan serangan itu. Mereka secara proaktif menghapus materi yang melanggar aturan platform yang mencakup pembatasan pada media sensitif termasuk kekerasan grafis.

Twitter mendesak pengguna untuk menandai materi yang berpotensi sensitif dari serangan itu sehingga dapat mengambil tindakan. Video penyerangan masih dapat ditemukan dengan mudah di Twitter beberapa jam setelah penyerangan.

Sedangkan perusahaan Meta mengabarkan telah menghapus video yang menampilkan aksi penyerangan dan telah menonaktifkan akun Facebook dan Instagram tersangka.

“Kami sangat berduka dan terkejut atas meninggalnya Shinzo Abe mantan Perdana Menteri Jepang. Kami tidak dan tidak akan mentolerir perilaku kekerasan apa pun di platform kami. Untuk menjaga platform kami tetap aman dan terhubung, kami bekerja untuk menghapus konten yang melanggar terkait dengan insiden tersebut,” kata perusahaan Meta dalam sebuah pernyataan resmi yang dikutip Antara, Minggu (10/7/2022).

Sementara itu, YouTube mengatakan sistemnya menonjolkan video yang terkait dengan serangan dari “sumber otoritatif” seperti organisasi berita, kata situs berbagi video, menambahkan bahwa mereka akan menghapus konten apa pun yang melanggar aturannya, termasuk larangan konten kekerasan atau grafis.

Di sisi lain, TikTok mengatakan sedang bekerja dengan cepat untuk mengidentifikasi konten, akun, dan tagar yang terkait dengan insiden tragis ini. Lalu menghapus konten dan akun apa pun yang melanggar aturannya.(ant/wld/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs