Dalam agenda rutin Sambat Warga yang digelar kedua kalinya hari ini, Sabtu (2/7/2022), keluhan paling banyak yang disampaikan warga Kenjeran kepada Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya adalah tidak mempunyai penghasilan.
Sebagian dari 14 warga yang mengeluhkan tidak mempunyai penghasilan itu meminta untuk didaftarkan sebagai Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
Merespon hal itu, Eri Cahyadi mengatakan masyarakat yang terdaftar sebagai MBR, akan langsung terhubung dengan lapangan pekerjaan yang dimiliki oleh Pemkot Surabaya melalui Program Padat Karya. Namun Eri ingin kesempatan itu tidak membuat warga memiliki mental menjadi MBR.
“Tidak semua masuk MBR, karena ada ketentuannya, yang lantainya masih tanah, atapnya tidak genteng. Tapi sekarang ada yang punya rumah, punya sepeda motor, tapi tidak punya kerja. Kalau itu tidak masuk MBR, tugasnya pemerintah mencarikan pekerjaan,” katanya di Balai Kota, Sabtu siang.
Sesuai janji Eri, keluhan warga Surabaya yang disampaikan pada dirinya akan ditindaklanjuti di lokasi. Kalaupun belum bisa diselesaikan hari itu, maka mereka diberikan kepastian waktu.
Ke-14 warga Kenjeran yang mengeluh tidak memiliki penghasilan dengan bermacam-macam latar belakang sosial dan ekonomi itu langsung diarahkan menemui Nono Indriyatno Camat Kenjeran yang hadir di lokasi.
Nono Indriyatno saat dikonfirmasi suarasurabaya.net mengatakan, 14 warganya akan dipanggil kembali Senin (4/7/2022) untuk pendataan lebih lanjut.
“Senin di Kantor Kecamatan Kenjeran. Banyak yang hari ini tidak bawa data KTP dan KK misalnya. Kita ingin tahu lulusannya apa, ingin mengikuti pekerjaan yang mana, kita koordinasikan nanti dengan OPD terkait,” ujarnya.
Banyaknya keluhan masyarakat terdaftar MBR yang tidak memiliki penghasilan di wilayahnya ini,menjadi evaluasi bagi Nono untuk lebih masif melakukan sosialisasi kepada warganya. Mengingat dengan adanya Program Padat Karya yang dicanangkan Pemkot, masih tersedia banyak aset yang bisa dimanfaatkan oleh MBR di Kenjeran.
“Dari 14 itu yang belum terdata MBR sekitar 1 sampai 2. Kita minta warga yang punya permasalahan termasuk tidak punya pekerjaan, bisa langsung koordinasi ke RT, RW, kelurahan, atau kecamatan dulu, kita carikan solusi. Kalau Program Padat Karya, di Kenjeran lebih mendorong warga di bidang pertanian, kearifan lokal. Ada pertanian, perikanan, ada unggas, ayam juga. Kita koordinasikan dengan dinas terkait,” imbuhnya.(lta/dfn/ipg)