Sabtu, 23 November 2024

Tim Kesehatan Haji Mulai Persiapkan Diri Hadapi Puncak Armuzna

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Pelaksanaan wukuf di Arafah. Foto: Antara

Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) mulai memfokuskan tenaga kesehatan menghadapi puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).

“Seluruh tenaga kita fokuskan di Armuzna, yang dari Madinah juga sudah ada di Makkah,” kata Budi Sylvana Kepala Pusat Kesehatan (Kapuskes) Haji di KKHI, Rabu (29/6/2022) dikutip kemenag.go.id.

Sebanyak 782 orang tenaga kesehatan akan diturunkan untuk Armuzna, yang terdiri dari 48 dokter spesialis, 67 dokter umum, serta ratusan perawat. Dokter spesialis yang diterjunkan di antaranya spesialis jantung, spesialis paru, spesialis penyakit dalam, anastesi, bedah ortopedi, kulit dan kelamin, mata, dan spesialis jiwa.

“Tenaga dokter dan perawat Insya Allah sudah siap. Obat-obatan juga mencukupi untuk puncak Armuzna,” ujar Budi.

Saat puncak haji, KKHI juga akan mulai mencoba rompi penurun panas atau Carbon Cool. Rompi ini didesain khusus untuk jemaah yang mengalami heat stroke akibat udara yang cukup panas.

“Di Indonesia ini pernah diuji coba dan berhasil. Nanti akan kita coba apakah efektif untuk jemaah heat stroke,” ujarnya.

Menjelang puncak haji, KKHI juga melakukan screening khusus bagi jemaah dengan risiko tinggi. Nantinya, mereka didata di kloter dan sektor.

Jika risiko tinggi dengan komorbid, jemaah akan dijemput untuk dilakukan medical check up di KKHI. Sejauh ini, sudah ada kurang lebih 500 jemaah yang telah dilakukan screening.

Sementara jika hasil medical check up menunjukkan bahwa jemaah tidak memungkinkan ikut Armuzna, maka KKHI akan mengusulkan agar yang bersangkutan ikut program safari wukuf.

“Jemaah yang tidak memenuhi syarat nanti disafariwukufkan, naik bus wukuf di Arafah satu sampai dua jam dan dikembalikan di KKHI untuk dirawat kembali. Prinsipnya keselamatan jemaah prioritas dengan tidak mengesampingkan rukun hajinya,” kata dia.

Data di KKHI, jemaah yang dirawat mayoritas menderita kardiovaskular atau terdapat gangguan pada jantung dan pembuluh darah.

“Penyakit paling banyak diderita jemaah adalah kardiovaskular. Awalnya diprediksi penyakit paru, ternyata kardiovaskular, yakni jantung. Angkanya cukup banyak bahkan dari 14 yang meninggal 13 terkait kardiovaskular,” ujarnya.

Sementara itu, M Imran Kepala Seksi Kesehatan Haji Indonesia mengatakan, hingga saat ini KKHI telah merawat 731 kasus rawat jalan dan 200 rawat inab.

“Sekarang ini 67 orang yang rawat inap. Paling banyak penyakit jantung karena memiliki riwayat jantung sebelumnya juga banyak yang diabetes dan hipertensi,” ujarnya.

Selain itu juga ada enam jemaah yang sedang dirawat di tiga rumah sakit Arab Saudi, yakni Rumah Sakit An Nur, Rumah Sakit King Faisal, serta Rumah Sakit King Abdul Aziz. Imran mengatakan, timnya juga sudah siap untuk menghadapi Armuzna dengan menyiapkan obat-obatan, serta peralatan medis lainnya.

“Kami juga menyiapkan klinik utama di Arafah, yakni di tenda misi haji serta ada empat klinik satelit di setiap maktab,” ujar Imran.

Selain itu, di Muzdalifah juga ada 10 pos kesehatan yang tersebar di maktab. Di Mina juga didirikan satu klinik utama. “Kita juga punya 10 klinik mobile yang siaga di jamarat baik jalur atas maupun bawah,” pungkasnya. (bil/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs