Pemerintah Kota Surabaya menggelar acara awarding Kampung Pendidikan Kampunge Arek Suroboyo, Minggu (18/11/2018). Awarding itu bertepatan dengan acara Mlaku-Mlaku Nang Tunjungan yang memamerkan berbagai macam produk UMKM di sepanjang Jalan Tunjungan, Surabaya.
Awarding yang hadiahnya diserahkan langsung oleh Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya itu memilih pemenang kategori Pratama dan Madya. Kategori Pratama diperuntukkan bagi kelurahan atau kampong yang belum pernah menang. Sedangkan Kategori Madya khusus untuk kelurahan atau kampung yang sudah pernah menang sebelumnya.
Pada kesempatan itu, Risma menjelaskan asal mula digelarnya lomba Kampung Pendidikan Kampunge Arek Suroboyo itu. Pada saat itu, ia mengaku prihatin kepada anak-anak di Surabaya yang masih terkena masalah, baik trafficking maupun dalam masalah narkoba dan hukum.
“Jadi, kita harus amankan anak-anak, bukan hanya aman di sekolah, tapi juga harus aman di taman, kampong dan juga keluarga,” kata Wali Kota Risma saat sambutan di acara Mlaku-Mlaku Nang Tunjungan.
Ia mengaku, tidak ada gunanya membangun Kota Surabaya hingga dikenal dunia apabila anak-anak Surabaya masih ada yang terkena masalah hukum dan tidak tahu apa yang harus dilakukan setelah Surabaya maju.
Menurutnya, tujuan utama pembangunan Surabaya adalah bagaimana anak-anak Surabaya bisa melanjutkan perjuangan para pahlawan dan bisa membawa bendera merah putih di seluruh dunia. Ia juga ingin anak-anak Surabaya bisa sejajar dengan anak-anak di seluruh dunia.
“Saya tidak bisa bekerja sendirian, karena anak-anak ini butuh kekuatan besar untuk bisa berani. Makanya, mari kita buktikan pada dunia bahwa kita mampu sejajar dengan anak-anak di seluruh dunia,” kata Risma berdasarkan rilis yang diterima suarasurabaya.net.
Saat itu pula, Risma Wali Kota langsung mengumpulkan anak-anak yang hadir untuk berkumpul di depan panggung awarding. Selanjutnya, wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya itu menyampaikan pesan kepada anak-anak itu.
Pertama, seluruh anak Surabaya berhak berhasil dan sukses, siapapun orang tuanya. Menurut Wali Kota Risma, tas jelek, sepatu jelek, tidak punya handphone tidak ada hubungannya dengan keberhasilan.
Kedua, anak-anak Surabaya tidak boleh melawan dan berbohong kepada orang tuanya. Sebab, orang tua itulah yang menyebabkan anak-anak lahir ke dunia ini.
Ketiga, anak-anak Surabaya harus menurut kepada guru. Menurutnya, tugasnya guru adalah mengajar dan mendidik. Sehingga dipastikan guru itu akan selalu ngomong di kelas.
Keempat, anak-anak Surabaya harus berani berkata tidak pada narkoba. Bahkan, pada kesempatan itu, Wali Kota Risma menjelaskan bahwa apabila ada orang yang tidak dikenal kemudian berpura-pura kenal dan baik sembari menawarkan kue atau makananan dan minuman, maka dia meminta anak-anak itu untuk menolaknya.
“Anaknya Bu Risma harus bisa ngomong tidak pada narkoba, jangan coba-coba karena sekali masuk atau sekali mencoba akan ketagihan dan ujung-ujungnya criminal, jambret atau mencuri,” ujarnya.
Oleh karena itu, apabila ada orang yang tidak dikenal kemudian terus memaksa menawarkan makananya atau minumannya, maka Wali Kota Risma meminta untuk langsung lari.
“Jika dekat dengan polisi, minta tolong pak polisi, anak Surabaya harus bisa dan tidak boleh gampang menyerah,” pungkasnya.(tin)