Kementerian Agama (Kemenag) menyiapkan Layanan Safari Wukuf untuk membantu jemaah haji Indonesia yang sakit waktu menuju Padang Arafah. Momen wukuf akan berlangsung begitu matahari tergelincir tanggal 9 Zulhijah atau 8 Juli 2022.
Wukuf merupakan rukun haji yang tidak boleh dilewatkan, dan sering kali disebut sebagai inti dari ibadah haji.
Akhmad Fauzin Juru Bicara Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) mengatakan, pemerintah Indonesia melalui Kemenag sudah berkoordinasi dengan Kedutaan Arab Saudi untuk menyiapkan tenda-tenda di Padang Arafah yang difasilitasi pendingin udara (AC) dan fasilitas lainnya.
“Ïnsya Allah jemaah haji Indonesia akan nyaman selama berada di Padang Arafah. Persiapan sudah maksimal. Fasilitas itu akan menampung seluruh jemaah haji Indonesia dan jemaah haji negara lainnya. Karena wukuf merupakan Rukun Haji, jadi semua jemaah saat momen itu akan berada di Padang Arafah,” ujarnya, Kamis (23/6/2022) malam dikutip kemenag.go.id.
Dia menambahkan, semua petugas PPIH akan dikerahkan untuk membantu pendampingan, pembimbingan, pembacaan zikir dan doa lainnya untuk jemaah yang membutuhkan, khususnya jemaah yang sakit.
“Khusus jemaah yang sakit kami akan safariwukufkan. Jadi, jemaah akan diikhtiarkan wukuf di Arafah bisa mengunakan bus atau ambulance. Jika jemaah tidak bisa secara fisik atau tidak mampu, akan kita badalhajikan,” paparnya.
Kepala Biro Humas, Data dan Informasi (HDI) Setjen Kemenag menambahkan, layanan Safari Wukuf diberikan kepada calon jemaah haji yang sakit atau yang dalam perawatan di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI), atau Rumah Sakit Arab Saudi melalui manajemen Safari Wukuf.
“Apabila tidak memungkinkan akan dibadalhajikan oleh petugas. Artinya, kalau ada jemaah haji Indonesia yang sedang sakit dan bisa dibawa dengan ambulance atau bus kesehatan, mereka akan kami Safari Wukufkan dengan tetap berada di dalam kendaraan. Jadi, mereka tidak seperti jemaah haji sehat yang berada di luar. Ini komitmen layanan istimewa yang akan kami berikan,” tegasnya.
“Jadi mereka tetap di Arafah. Kecuali mereka yang betul-betul sakitnya itu sangat darurat yang tidak bisa dibawa dengan ambulance. Mereka akan tetap berada di rumah sakit, tetapi statusnya dibadalhajikan atau digantikan oleh petugas sesuai dengan syariat Islam. Kami mengimbau jemaah haji tidak perlu khawatir. Karena jemaah akan dipandu dan dibimbing supaya perjalanan atau Rukun Haji tetap dilaksanakan,” sambungnya.
Sementara itu, untuk jemaah yang meninggal sebelum wukuf di Padang Arafah, lanjut Akhmad Fauzin, juga dibadalhajikan oleh Pemerintah Indonesia.
“Kepada jemaah haji, kami imbau untuk menjaga fisik dan kesehatan, terutama saat mendekati wukuf. Jangan terlalu memaksakan diri untuk beribadah sehingga lupa menjaga menjaga kesehatan fisik. Mari kita atur ritme ibadah sehingga saat momen Wukuf, kondisi jemaah dalam keadaan fit dan sehat. Tetap menjaga protokol kesehatan, minumlah sebelum haus, karena cuaca di Arab Saudi mencapai 46 derajat celsius. Jangan sampai terjadi dehidrasi,” pungkasnya. (bil/rid)