Pemerintah Kota Surabaya telah melaksanakan program Padat Karya sejak beberapa lalu untuk warga Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
Hingga hari ini tercatat sebanyak 88.958 lebih warga MBR Surabaya yang bekerja melalui program padat karya.
Kata M Fikser Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Surabaya, dalam pelaksanaannya peserta program padat karya ini menggunakan aset Pemkot dan kebutuhannya juga disiapkan Pemkot.
“Kita ada 24 jenis program, ada laundry, cuci mobil, sepeda motor, UMKM dan lain-lainnya. Sementara untuk program padat karya yang sudah diresmikan ada di beberapa kecamatan seperti di Jalan Nias, Tenggilis, Kelurahan Bringin, Kelurahan Sememi, Pakal, Tambak Wedi. Ke depannya diharapkan setiap kecamatan ada, karena aset pemkot kan ada di situ,” kata Fikser saat dihubungi Suara Surabaya, Selasa (21/6/2022).
Dalam sebulan, diharapkan warga MBR ini bisa memperoleh pendapatan sebesar Rp3 juta.
“Kalau belum Rp3 juta per bulan, maka OPD dan Lurah akan berinovasi bagaimana caranya agar menambah omzet dan hasil produksi. Ini cara kontrolnya ada di aplikasi, Camat, OPD dan pengampuh punya kewajiban mengecek progressnya,” jelasnya.
Selain program Padat Rumah Karya, dijelaskan oleh Fikser, Pemkot juga punya program e-Peken.
“Nggak harus semuanya Rumah Padat Karya, tinggal bagaimana Camat mengelola warga MBR-nya
Sementara terkait dana yang digunakan untuk meng-cover permodalan usaha MBR ini, Fikser menjelaskan kalau diambulkan dari pos APBD dan menggandeng swasta.
“Seperti apa yang pak wali (Eri Cahyadi) sampaikan, untuk membangun Surabaya ini perlu kerja sama bukan hanya dari pemerintahnya, tapi juga dari masyarakat dan pihak lain (swasta),” pungkasnya.(dfn/ipg)