Jumat, 22 November 2024

Ahli: Perlu Antisipasi Cegah Lonjakan Covid-19 Akibat Subvarian Baru

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Ilustrasi. Grafis: Bram suarasurabaya.net

Dokter Yudhi Wibowo ahli epidemiologi lapangan dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Jawa Tengah menjelaskan bahwa perlunya antisipasi menyeluruh untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 akibat subvarian Omicron BA.4 dan BA.5.

“Perlu antisipasi menyeluruh seperti penyiapan rumah sakit dan fasilitas layanan kesehatan, yang Harus disiapkan kembali beberapa sarana dan prasarananya,” ujarnya di Jakarta, Senin (20/6/2022) dilansir Antara.

Pengajar di Fakultas Kedokteran Unsoed juga menambahkan, untuk menyiapkan ruangan isolasi di rumah sakit, ruang perawatan intensif, obat-obatan dan lain sebagainya. jika diperlukan, pemerintah daerah juga bisa mempertimbangkan untuk menyiapkan ruang karantina atau ruang isolasi di tingkat kabupaten atau kecamatan yang ada di setiap wilayah.

Yudhi Wibowo mengingatkan bahwa subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 dilaporkan mudah menular sehingga diperlukan kewaspadaan dari seluruh pihak.

“Laporan yang ada menunjukkan bahwa sejauh ini tingkat kasus terpapar yang rendah, dan persentase yang masuk RS tidaklah besar, sehingga diperkirakan puncak kasusnya tidak akan melebihi varian Delta,” katanya.

Kewaspadaan tetap diperlukan, terutama bagi mereka yang masuk dalam kelompok rentan, mereka yang memiliki penyakit bawaan, ibu hamil, anak-anak hingga lansia.

“Tentunya untuk menekan peningkatan kasus, ya harus lebih taat prokes lagi, terutama terkait dengan penggunaan masker,” ujarnya.

Selain itu, program vaksinasi mulai dari dosis pertama hingga dosis booster juga harus terus diintensifkan dan cakupannya ditingkatkan.

“Sejauh ini vaksinasi Covid-19 telah terbukti memberikan proteksi optimal bagi setiap individu, mencegah gejala berat dan menurunkan tingkat hospitalisasi.”

Dengan demikian, sosialisasi dan edukasi mengenai protokol kesehatan dan vaksinasi harus terus digencarkan guna meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat.

Sementara, dr. Agus Dwi Susanto Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), mengatakan subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 ataupun varian apapun harus jadi perhatian serta pengingat akan perlunya memperkuat protokol kesehatan.

Agus Dwi Susanto juga mengatakan bahwa subvarian BA.4 dan BA.5 harus disikapi oleh tenaga medis bagaimana kondisi ke depan, baik dari sisi penata laksanaan dan juga dari aspek epidemiologis serta dampaknya pada peningkatan kasus. (ant/des/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
32o
Kurs