Sabtu, 23 November 2024

Orang Tua Korban Jelaskan Kronologi Kekerasan Remaja di Sidoarjo

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Tangkapan layar video yang menunjukan tindak kekerasan remaja di Sidoarjo. Foto: Istimewa

Imam Sutomo, orang tua dari salah satu dari lima korban kekerasan anak menjelaskan pengakuan dari putrinya IM yang mengatakan sebelum terjadinya peristiwa itu, kelima korban diminta datang ke sebuah gudang untuk menandatangani surat permohonan maaf.

Namun, alih-alih menyuruh korban untuk minta maaf. Para pelaku melakukan penganiayaan kepada korban dengan mendaratkan beberapa pukulan dan tendangan ke sebagian tubuh korban.

“Kelima korban termasuk anak saya ini dijemput pada Jumat (27/5/2022) setelah pulang sekolah oleh para pelaku, kemudian diajak ke sebuah gudang,” kata Imam saat ditemui di rumahnya, Minggu (19/6/2022).

Sebelumnya warga Sidoarjo dibuat ramai dengan beredarnya video di media sosial yang menampilkan aksi beberapa anak melakukan tindak kekerasan di sebuah gudang di Desa Sruni, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Sidoarjo.

Tindak kekerasan tersebut dilakukan oleh pelaku di hari yang berbeda, di antaranya 27 dan 28 Mei 2022.

Sesuai keterangan dari para pelaku, mereka diduga tersinggung terhadap para korban karena dianggap merendahkan gerakan kelompok beladiri mereka melalui sebuah video live Instagram.

Imam melanjutkan, tepat setelah kejadian pada Jumat (27/5/2022) dia tidak langsung mengetahui bahwa anaknya telah dianiaya oleh beberapa orang. Imam baru mengetahui saat dia diberi tahu tetangganya sebuah video penganiayaan yang ternyata anaknya ikut terlibat.

“Setelah tahu video itu, saya tanya ke anak saya dan ternyata benar dia jadi korban. Lalu pada Kamis (2/6/2022) saya membuat laporan ke Polresta Sidoarjo,” kata Imam.

Imam mengatakan bahwa semua korban berasal dari satu sekolah, yaitu SMPN 2 Buduran Sidoarjo. Setelah peristiwa tersebut ramai, sesuai penuturan Imam pihak sekolah sekedar memanggil para orang tua korban.

Dirinya juga menyesalkan tidak ada itikad baik dari para pelaku maupun orang tua untuk melakukan minta maaf kepada para korban.

“Saya menyesalkan hal itu, seperti tidak ada rasa bersalahnya,” jelas Imam.

Akibat peristiwa itu, Imam mengatakan anaknya masih mengalami trauma untuk keluar rumah.(wld/iss)

 

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
33o
Kurs