Sabtu, 23 November 2024

Ketua DPR Ingin Ibu Pekerja Punya Waktu Lebih Banyak dengan Bayinya Pascamelahirkan

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Ilustrasi. Bayi dan ibunya. Foto: Pexels

Puan Maharani Ketua DPR RI mengatakan, pihaknya sedang memperjuangkan RUU Kesejahteraan Ibu dan Anak (KIA) menjadi undang-undang.

Menurutnya, kedekatan ibu dan anaknya sangat penting dalam rangka menghasilkan sumber daya manusia berkualitas.

“Di DPR RI kami sedang memperjuangkan UU Kesejahteraan Ibu dan Anak. Nantinya ibu melahirkan itu cutinya Insyaallah dari 3 bulan jadi 6 bulan,” ujarnya, Minggu (17/6/2022).

Mengenai teknis pembuatan RUU itu, Puan bilang DPR akan akan berkomunikasi dengan pihak-pihak terkait termasuk elemen masyarakat.

Ketua DPR merasa perlu mengesahkan regulasi itu karena pentingnya kedekatan ibu dan anak sesudah dilahirkan.

“Cuti 3 bulan memang cukup, tetapi kalau bisa 6 bulan, kenapa tidak? Nanti 3 bulan selanjutnya, apakah nanti itu WFH, tetap bekerja, tapi bersama bayinya. Itu penting. Sehingga, antara ibu dan anak bisa lebih dekat, bisa lebih memberikan ASI,” imbuhnya.

Lewat peraturan itu, legilator PDI Perjuangan tersebut ingin menyasar peran ayah dalam mengurus serta membesarkan anak. Dengan begitu, para ibu juga bisa bekerja sembari mengurus anaknya.

Sementara, Hasto Wardoyo Kepala BKKBN menyatakan, Pemerintah berterima kasih kepada PDI Perjuangan yang selalu memberikan perhatian luar biasa terhadap penanganan stunting, kesehatan ibu dan anak.

“Ibu Megawati Soekarnoputri membuat buku yang luar biasa, buku resep makanan bayi di bawah dua tahun (baduta) dan ibu hamil. Sungguh luar biasa,” ucapnya.

Dia bilang, stunting bisa dikenali dengan orang yang tubuhnya pendek walau pun orang pendek belum tentu stunting. Tapi, stunting memiliki setidaknya tiga kerugian.

“Satu, stunting itu pendek, jadi susah bersaing. Mau jadi TNI, Polri juga susah. Mau naksir pramugari juga ragu-ragu karena kita nggak pede. Kemudian stunting itu daya memahaminya rendah. Jadi, ya sulit untuk menjadi cerdas. Kemudian ketiga, mudah sakit-sakit-sakitan. Kalau orang stunting itu di umur 45 tahun itu sudah sentral obbess atau bengkak atau gemuk tapi di tengah. Orang yang gemuknya di tengah, mudah kena penyakit tekanan darah tinggi, kencing manis, stroke, dan lain-lain. Oleh karena itu, tidak berkualitas,” beber Hasto.

Pada titik itulah pendidikan dan pemberdayaan para ibu dalam membesarkan anak, sangatlah penting. Karenanya, sesuai arahan Joko Widodo Presiden, anak stunting harus dicegah. Targetnya, tahun 2024 bisa mencapai 14 persen. Sekarang, angkanya masih 24,4 persen.(rid)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
28o
Kurs