Selain buku cerita, pop up book dinilai menjadi salah satu bentuk karya seni yang menarik dan banyak digemari oleh anak-anak. Hal ini mendorong Rozi Hamdhani, salah satu Alumnus S1 Prodi Desain Komunikasi Visual Universitas Dinamika (Undika) untuk membuat sebuah karya pop up book dengan tema “ABC Hewanku”.
Uniknya, buku setebal 30 halaman ini juga memuat gambar bahasa isyarat di dalamnya karena ditujukan bagi anak berkebutuhan khusus (ABK).
“Jadi dalam pop up book ini saya buat ilustrasi tentang hewan bagi anak-anak tunarungu dan tunagrahita,” ungkap Alumnus angkatan 2018 ini dalam keterangan yang diperoleh suarasurabaya.net, Kamis (16/6/2022).
Setelah ide dan saran dari dosen pembimbing didapat, Rozi mengatakan langsung melakukan survei sekolah yang akan dibantu. Rozi pun sempat terjun langsung untuk mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah tersebut.
“Akhirnya saya mendapatkan salah satu sekolah di daerah Tanjungsari yaitu SLB-BC Sasanti Wiyata jenjang TKLB-BC dan langsung menemui Ibu Umi Giarti selaku Kepala Sekolah. Saya melihat semangat anak-anak disana sangat tinggi namun memang ada keterbatasan buku dari pihak sekolah,” terang Rozi.
Setelah melakukan diskusi, Kepala Sekolah SLB-BC Sasanti Wiyata menerangkan bahwa selama ini para pengajar juga sudah membawakan barang-barang nyata secara langsung sebagai bahan pembelajaran.
“Jadi misal tema pembelajarannya tentang buah, guru-guru membawa buah secara langsung karena bahannya kan masih mudah didapatkan. Nah tapi kalau mengenalkan hewan kan susah membawanya secara langsung, jadi makanya saya buat pop up book bertema hewan ini,” terangnya.
Dalam pop up book ini Rozi menampilkan beberapa hewan yang mudah diingat oleh anak-anak berkebutuhan khusus seperti misalnya anjing, gajah, kodok, harimau, paus dan masih banyak lagi.
Rozi yang sekarang sudah bekerja menjadi Graphic Designer di salah satu perusahaan media ini menuturkan, butuh waktu kurang lebih tiga bulan untuk membuat pop up book ini. “Saya mengerjakan desainnya dari bulan September sampai November 2021 dan cetak bukunya sendiri butuh waktu satu bulan lamanya,” tutur mantan Ketua Hima DKV ini.
Selama proses pembuatan pop up book, Rozi mengungkapkan kesulitannya dalam menggambarkan bahasa isyarat yang ada di dalam buku.
“Jadi bahasa isyarat kan ada dua, bisindo dan sibi, nah saya kurang paham betul akhirnya saya belajar dari Youtube dan teman-teman yang memahami dan akhirnya memutuskan menggunakan bahasa isyarat yang sibi,” ujar Rozi.
Setelah menyelesaikan karya Tugas Akhirnya ini, apresiasi didapatkan oleh Rozi dari kedua dosen pembimbingnya. Dhika Yuan Yurisma, salah satu dosen pembimbing mengatakan bahwa pop up book “ABC Hewanku” ini melebihi ekspetasinya.
“Rozi memang sangat kuat di bidang ilustrasi, maka dari itu saya sarankan dia untuk membuat suatu media dengan bantuan ilustrasi yang menarik,” ungkap Dhika Yuan Yurisma yang juga Kaprodi DKV Undika ini.
Dhika pun berharap pop up book ini dapat membantu orang tua dan guru-guru dalam mendidik putra putrinya dalam hal pembelajaran.
“Harapanya buku ini juga dapat dikembangkan dalam tema lainnya, misal pengenalan terkait buah, sayur dan lain sebagainya,” pesannya. (bil/ipg)