Salah satu proyek pendukung percepatan pembangunan ekonomi dalam Perpres 80/2019 adalah kereta api Surabaya Regional Railways Lines (SRRL).
Keberadaan SRRL itu akan berperan penting dalam membangun konektivitas transportasi publik di wilayah Gerbangkertosusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, dan Lamongan).
Setelah mendapat suntikan dana dari KFW (Kreditanstalt Fur Wiederaufbau) Bank Pembangunan Jerman sebesar 250 juta Dollar AS dari total anggaran yang dibutuhkan untuk fase pertama sebesar 338 juta Dollar AS, kata Nyono Kepala Dinas Perhubungan Jawa Timur, tahap selanjutnya adalah pembangunan infrastruktur sepanjang 34,3 kilometer pada tahun 2025.
“Membangun fase pertama sepanjang 34,3 kilometer yang jalurnya meliputi Pasar Turi-Sidoarjo sepanjang 27 kilometer, jalur ganda Pasar Turi-Gubeng 1,6 kilometer, jalur ganda Pasar Turi-Kalimas 0,5 kilometer, jalur elevated Surabaya Kota 3,5 kilometer, peningkatan jalur kereta Gubeng-Wonokrono 2,2 km. Lalu pembangunan jalur ganda Wonokromo-Sidoarjo,” kata Nyono dalam program Wawasan di Radio Suara Surabaya, Kamis (16/6/2022).
Selain itu di fase pertama juga akan dilakukan elektrifikasi jalur dari Stasiun Pasar Turi ke Stasiun Sidoarjo, membangun fly over di Jalan Dupak untuk menghilangkan perlintasan sebidang, peningkatan persinyalan, membangun stasiun kereta api serta peningkatan stasiun eksisting dan membangun Stasiun Depo Sidotopo dan jalur menuju depo.
“Semuanya akan dilakukan 2025 – 2026. Sementara konstruksi fisik akan dibangun pada 2027 karena beberapa ruas yang memerlukan fly over dan jalur elevated. Dan insyaAllah berakhir tahun 2029, realisasinya 2030,” jelasnya.
Lebih lanjut Nyono menjelaskan, pembangunan megaproyek kereta Gerbangkertosusila ini terdiri dari beberapa fase. Untuk fase pertama, pembangunan jalur kereta akan dimaksimalkan ke arah barat dan selatan.
“Dari Pasar Turi ke arah barat melalui Stasiun Kandangan dan Lamongan, bahkan kami minta ditarik sampai Stasiun Babat karena di sana akan terintegrasi dengan jalur rel dari utara menuju Jakarta. Ada beberapa kawasan industri dan bangkitan baru di sana yang ribuan pekerjanya akan memanfaatkan stasiun SRRL,” jelasnya.
Sementara untuk jalur selatan, dari Stasiun Pasar Turi akan ditarik menuju Stasiun Gubeng-Wonokromo-Waru hingga Sidoarjo. Lalu dari Stasiun Wonokromo ke Terminal Tarik sampai Mojokerto juga dilakukan di fase pertama ini.
Pihaknya berharap agar SRLL ini bisa sampai ke end destination, sehingga diperlukan feeder yang mengangkut penumpang menuju stasiun yang dilalui Kereta Gerbangkertosusila.
“Nantinya kita rencanakan ada tiket terusan SRLL ke feeder-feedernya, apakah itu melalui kabupaten/kota yang dilewati dengan sistem By the Service. Harus kita connect-kan juga dengan angkutan online. Yang penting jangan sampai ada orang menunggu di stasiun untuk ke end station,” terangnya.
Sementara perlintasan kereta api sebidang tanpa palang pintu yang masih banyak ditemui di beberapa kawasan juga tidak luput dari proyek SRLL ini.
Nyono berharap agar ini bisa menjadi salah satu fokus pembangunan SRLL untuk memberikan jaminan keselamatan kepada penumpang.
Seperti diketahui, proyek SRLL yang tercantum dalam Perpres 80/2019 memuat Percepatan Pembangunan Ekonomi di tiga wilayah yaitu Gerbangkertosusila, Bromo-Tengger-Semeru, dan Selingkar Wilis. Rencana pembangunan proyek SRLL ini merupakan salah satu proyek strategis nasional yang dicanangkan pemerintah pusat di 6 kota besar, termasuk di Jawa Timur berada di Surabaya.(dfn/faz)