Jumat, 22 November 2024

Kebutuhan Ayam Singapura Kecil, Indonesia Siap Isi Kekosongan Ayam

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Ilustrasi Peternakan Ayam. Foto: Pixabay

Indonesia berencana mengekspor Ayam ke Singapura, karena Malaysia sebagai salah satu eksportir ayam sempat menyetop distribusinya di negara tersebut. Rencana itu tentu menjadi angin segar bagi para peternak Ayam di Tanah Air, untuk menjajaki peluang eksport ke Singapura.

Abdul Kholiq Ketua Perhimpunan Insan Pengunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Jatim pada Radio Suara Surabaya, Rabu (15/6/2022) mengatakan para peternak siap menangkap peluang ini, sebab sejak 2019 stok Ayam di Indonesia surplus hingga 25 sampai 35 persen dari jumlah serapan per tahunnya. Dengan demikian, meskipun dilakukan ekspor ke Singapura, stok di Indonesia dijamin akan aman.

“Jadi kalau ada Kabar Singapura butuh, kami (Para peternak Ayam) pastinya sangat mengapresiasi dan senang. Supaya sekalian stok berlebih kita juga bisa kita ekspor kesana,” ungkapnya.

Kholiq juga menjelaskan bahw harga pokok produksi (HPP) Ayam di Indonesia adalah yang paling mahal di Wilayah Asia, sehingga daya saing daging ayam tanah air kurang kompetitif.

“HPP harus rendah, maksimal 16 ribu per ekor ayam. Sedangkan nilai HPP di Indonesia sekarang mencapai 19.500 per ekor ayam. Agak sulit menurunkan HPP, karena bahan baku termasuk pakan ternak sangat tinggi, padahal ini komponen terbesar dalam biaya produksi,” terangnya.

Selain itu, kata Kholig pelaku ternak Ayam di Indonesia kebanyakan masih menggunakan cara tradisional, peternak rakyat yang masih menggunakan kandang tradisional dan perawatan yang besar dan butuh biaya tingginya.

Soal kualitas, daging ayam dalam negeri dinilai cukup baik dan memenuhi kebutuhan negara pengekspor.

Sementara itu, Ahmad Dawami Ketua Umum (Ketum) Gabungan Pengusaha Perunggasan Indonesia menambahkan bahwa Rabu hari ini, sudah ada perwakilan pebisnis Singapura yang datang ke Indonesia, untuk melihat kualitas dan ketersediaan stok Ayam di Tanah Air.

“Hari ini sudah ada yang datang untuk melakukan pengecekan. Menurut saya, untuk masuk ke Singapura itu kami sangat mampu. Pangsa pasar Singapura sangat kecil, hanya 3.6 juta per bulan. Sangat bisa kami penuhi, saran saya lakukan B to B dulu, kalo sudah dijajaki bisa langsung G to G. Prinsipnya goverment to goverment  bisa kita susulkan setelah ada pembelinya,” tambahnya.

Dawami menjelaskan, saat ini ada beberapa perusahaan yang siap melakukan ekspor diantaranya PT Japfa, PT Charoen Poekphand Indonesia, PT Sreeya Indonesia serta beberapa perusahaan yang sudah terintegrasi, baik dari proses produksi sampai kualitas kandang untuk Ayamnya.

Dawami mengingatkan, sudah saatnya peternakan rakyat yang dibangun secara tradisional beralih ke Teknologi kandang modern. Hal ini dilakukan untuk menjaga kualitas daging ayam,  meningkatkan produktfitas dan efisiensi.

“Kalau kandang tradisional 1 orang hanya bisa menangani 2000 sampai 3000 ekor Ayam. Tapi sekarang dengan teknologi terbaru satu orang pekerja bisa handle 15.000 ekor Ayam, sehingga biaya produksi tentu bisa ditekan,” tutur Dawami.

Ketum Gabungan Pengusaha Perunggasan Indonesia ini juga menyebutkan stok daging ayam di Indonesia tidak akan melimpah, jika produksi ayam secara nasional terserap untuk kebutuhan hewani dalam negeri.

“Tingkat konsumsi protein hewani dalam negeri kita ini masih rendah, Singapura itu skalanya kecil sekali dibandingkan jumlah orang Indonesia. Jadi seharusnya tingkat konsumsi kita naik agar hasil peternakan kita bisa terserap,” tambahnya.

Dia juga menyatakan, bukan tidak mungkin kedepannya Indonesia justru bisa mengekspor Ayam ke Malaysia, atau negara-negara lainnya, sepanjang harga bisa dikendalikan dan didukung intervensi pemerintah membuka keran eksport ke negara-negara tetangga.

“Sekarang di Malaysia produksi Kelapa Sawit sudah mulai tinggi, sehingga bisa saja kedepan bisnis peternak Ayam berkurang dan kita bisa ambil celah disitu untuk ekspor Ayam kesana, kita harus mengalahkan Brazil.” tandasnya. (bil/rst)

Berita Terkait

Singapura Hadapi Krisis Ayam


Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs