Jumat, 22 November 2024

BMKG Nyatakan Fenomena La Nina Hingga Rob Sebabkan Banjir di Surabaya

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Banjir di Kedung Asem, Surabaya, Senin (13/6/2022). Foto: Yayuk Eko Agustin via redaksi

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah memprediksi potensi terjadinya fenomena La Nina dan air laut pasang pada pertengahan Juni Tahun 2022 di beberapa wilayah pesisir Pulau Jawa. Tidak terkecuali Kota Surabaya dan sekitarnya.

Fajar Setiawan Prakirawan BMKG Maritim Tanjung Perak Surabaya mengatakan bahwa prediksi banjir rob akibat air laut pasang masih akan terjadi sampai tanggal 17 Juni 2022.

Banjir rob itu diprediksi tidak hanya melanda Kota Surabaya, tapi juga sebagian besar wilayah pesisir di Jawa Timur.

“Puncak banjir rob terjadi pada tanggal 15 Juni. Dengan ketinggian di level 160 dari rata-rata muka laut. Kondisi ini akan menyebabkan terjadinya genangan di wilayah pesisir Jawa yang bisa mencapai 30 hingga 40 cm,” kata Fajar pada Senin (13/6/2022).

Menurut Fajar, banjir rob itu juga menyebabkan aliran sungai ke laut menjadi terhambat. Terlebih, kondisi tersebut diperparah dengan adanya fenomena La Nina.

Hambatan aliran sunga itu menyebabkan beberapa wilayah Selatan dan Timur Kota Surabaya terjadi banjir pada pagi kemarin. Selain akibat hujan deras dengan intensitas tinggi sejak Senin (13/6) pukul satu dini hari.

“Kondisi air laut pada bulan ini juga masih hangat. Hujan akan sering terjadi meskipun intensitasnya ringan hingga sedang jika di daratan,” kata Fajar.

Sesuai penuturannya, kondisi hujan di musim kemarau dipengaruhi oleh fenomena La Nina. Dirinya memprediksi hingga akhir tahun mendatang meskipun memasuki musim kemarau akan sering terjadi hujan.

Kendati demikian, yang perlu diketahui masyarakat luas bahwa La Nina merupakan fenomena global yang tidak hanya dialami oleh masyarakat di Pulau Jawa saja.

Fenomena La Nina menurut analisa dari BMKG Maritim Tanjung Perak akan lebih intens melanda wilayah Indonesia di bagian Tengah dan Timur.

Oleh sebab itu, pihak BMKG Maritim Tanjung Perak mengimbau kepada masyarakat terutama yang tinggal di pesisir agar lebih meningkatkan kewaspadaan.

“Saat ini suplai uap air di wilayah Indonesia masih banyak, sehingga hujan bakal sering terjadi. Juga, karena menguapnya Angin Timuran bisa menyebabkan angin kencang dan gelombang pasang bakal mengalami peningkatan,” imbuh Fajar.

Selain La Nina dan Rob, fenomena supermoon atau perigee juga berpotensi menyebabkan air laut meninggi. Karena bulan berada di posisi dekat dengan bumi.

“Prediksi kami puncak supermoon terjadi selasa (14/6) sekitar pukul 18.00 WIB, yakni bulan purnama yang jaraknya dekat dengan bumi. Untuk dampaknya bisa dirasakan mulai saat ini sampai tanggal 17 Juni. Dampak yang paling utama adalah air pasang,” imbuhnya.

Sementara itu, Lilik Arijanto Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya menyatakan bahwa Pemerintah Kota Surabaya telah menyiapkan kekuatan penuh untuk mengatasi banjir dampak dari rob.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui normalisasi dan pembersihan saluran-saluran primer.

“Yang pasti kami akan normalisasi saluran berupa pengerukan dan pembersihan saluran-saluran primer. Serta melakukan optimalisasi pompa-pompa kita yang ada di muara-muara laut,” kata Lilik.

Lilik mengungkap, bahwa saluran yang berada di muara laut akan menjadi prioritas normalisasi.

“Maka dari itu kami optimalkan pengerukan di avour Wonorejo. Serta di lokasi saluran pompa Wonorejo 1 dan 2,” papar dia.

Saat ini, pihaknya intens melakukan penelusuran di avour Wonorejo untuk meninjau kondisi geometri saluran.

Termasuk melakukan normalisasi dan pembersihan saluran untuk menanggulangi genangan.

“Kami berfokus menelusuri avour Wonorejo, mulai Kalirungkut sampai muara laut. Kami lihat geometri salurannya ada pendangkalan. Jadi, konsentrasi sekarang normalisasi,” pungkasnya Lilik.(wld/iss/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
33o
Kurs