Jumat, 22 November 2024

Bermula Dari Iuran Kelompok, Yayasan Geng Gemes Bantu Sekolahkan Anak Yatim Piatu

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Hanif, salah satu founder Yayasan Geng Gemes saat mengajak komunikasi Laila, pelajar yang lulus, Minggu (12/6/2022). Foto: Meilita suarasurabaya.net

Berawal dari iuran swadaya, sekelompok pemuda yang tergabung dalam Yayasan Geng “Gerakan Mengajak Sedekah” (Gemes), kini sudah bisa mendapat bantuan dari beberapa donatur.

Hadi Prayitno Ketua Yayasan Geng Gemes kepada suarasurabaya.net bercerita, awalnya dia bersama teman-temannya ingin membiayai sekolah anak jalanan.

Secara tidak sengaja, suatu saat dia melihat anak kecil yang menggendong tas di punggung, seolah akan berangkat sekolah. Namun setelah ditelusuri, bocah itu berasal dari keluarga pemulung.

Satu kisah lain yang juga paling diingat, ialah seorang anak bernama Dimas. Memiliki kondisi serupa, tapi tidak ada yang berani membantu Dimas lantaran takut dengan sosok ayahnya yang dikenal preman. Tetapi, lanjut Hadi, bagi Yayasan Geng Gemes yang didirikan oleh dua founder Hanif dan Fandi itu, Dimas layak dibantu.

“Kita lihat anak-anak jalanan ini punya problem sama. Bagaimana bisa lepas dari masalah itu kalau mereka tidak punya senjata untuk bertarung di kemudian hari,” tutur Hadi.

Sebelum menjadi yayasan, Geng Gemes dulunya hanya berisi sekumpulan pemuda pegiat sosial yang punya harapan besar untuk mengentaskan wajib belajar 12 tahun bagi anak-anak kurang beruntung, mulai dari segi ekonomi maupun latar belakang permasalahan sosial.

Bukan berasal dari kalangan bergelimang harta, justru mayoritas profesi anggota Yayasan Geng Gemes banyak yang bekerja serabutan. Sebagian bahkan merupakan driver ojek online.

Tapi berangkat dari latar belakang yang sama itulah, mereka mengawali niat mulianya dengan iuran secara swadaya.

“Awalnya 20 ribu, ada rezeki yang mau nambah silakan nambah. Lama-lama sekarang ada donatur meski keluar masuk,” kata Hadi.

Pandemi Covid-19 yang terjadi dua tahun terakhir, sangat berdampak bagi yayasan itu. Salah satunya, banyak donatur yang memilih mundur.

Namun, seluruh anggota yang masih ada berupaya sekuat tenaga menjalin kerja sama dengan yayasan lain, demi tetap bisa meng-cover biaya sekolah yang menjadi tanggungan.

“Kita berusaha sebisa mungkin tidak memutus harapan mereka. Anak-anak ini tidak sekolah dua tahun, tiga tahun, lalu tiba-tiba harus dihentikan, kami tidak tega,” ujar Hadi.

Hadi berjanji, bersama teman-temannya akan terus menolong anak-anak yang membutuhkan bantuan.

Biasanya, lanjut Hadi, laporan yang masuk akan disurvei secara detail, tidak hanya pada pelajar yang membutuhkan bantuan, tetapi juga orang tua, keluarga, dan para tetangga sekitar.

“Yang putus sekolah pasti kami upayakan. Kalau yang yatim piatu tapi tidak putus sekolah akan tetap kami ambil alih,” kata Hadi.

Untuk diketahui, pada tahun 2022 ini, Yayasan Geng Gemes berhasil membantu kelulusan 16 pelajar tingkat SLTA di Surabaya.

Pada malam tasyakuran pelepasan yang dilaksanakan pada Minggu (12/6/2022) malam, Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya bahkan hadir dan memberi apresiasi.

Selain itu, Eri juga membuka kesempatan luas bagi yayasan ini untuk berkolaborasi dengan Pemkot Surabaya. (lta/bil/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs