Kamar Dagang dan Industri Jawa Timur (Kadin Jatim) kembali melanjutkan kerjasamanya dengan PUM Netherlands Senior Experts, lembaga non pemerintah dari Belanda yang konsen terhadap pengembangan UMKM dan kewirausahaan di berbagai negara termasuk Indonesia. Sebelumnya, kerjasama tersebut sempat terhenti karena pandemi Covid-19.
Adik Dwi Putranto Ketua Umum Kadin Jatim dalam keterangan yang diterima suarasurabaya.net mengungkapkan, bahwa kerjasama dengan PUM Netherlands Senior Experts sebenarnya telah terjalin sejak tahun 2017 dan terus berlanjut hingga awal 2020 saat Pandemi Covid-19 menyerang Indonesia.
“Awal 2020 sempat ada satu UMKM yang didampingi, tetapi pendampingan secara offline yang harusnya dilakukan selama dua Minggu hanya berlangsung selama satu Minggu. Pendampingan tidak bisa dilanjutkan karena Senior Expert yang dikirim dari Belanda harus kembali negaranya sebab Indonesia melakukan kebijakan lockdown,” ujar Adik, Senin (13/6/2022).
Kerjasama ini bertujuan untuk memacu Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) meningkatkan kinerjanya hingga mampu membuka lapangan kerja seluas-luasnya. Apalagi pada puncak bonus demografi pada tahun 2030, penduduk Indonesia yang mencapai usia produktif diperkirakan mencapai 70 persen.
Berbeda dengan pendampingan UMKM lainnya, pendampingan yang dilakukan oleh PUM Netherlands Senior Experts ini hanya diberikan kepada UMKM yang siap untuk maju dan berkembang. Sehingga seleksi yang akan dilakukan oleh Kadin Jatim akan sepenuhnya melihat bagaimana mindset UMKM yang mendaftar, dengan melihat bisnis dan keinginan mereka untuk terus belajar dan maju.
“Saat ini kami tengah melakukan pendataan dan menyeleksi UMKM mana saja yang layak untuk didampingi. Karena pendampingan ini harus ada hasilnya yang ditunjukkan dengan peningkatan kinerja, mulai dari peningkatan omset hingga penambahan jumlah tenaga kerja,” lanjut Adik.
Nantinya, pendampingan akan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan UMKM yang didampingi. “Misalnya UMKM tersebut merasa kurang dalam hal manajemen keuangan, ya akan didampingi dalam hal manajemen keuangan, atau soal branding, strategi pemasaran, produksi dan kemasan atau lainnya. Nah, itu sedang kami lakukan pemetaan,” paparnya.
Program pendampingan ditargetkan mulai terlaksana pada bulan September 2022. “Target kami, dari 90 persen UMKM yang akan ikut nanti, kinerjanya bisa naik signifikan, produktivitas dan kualitas meningkat, minimal omset juga naik 50 persen. Karena dari pengalaman yang kemarin, omset UMKM yang didampingi ini bisa naik 80 persen atau bahkan 100 persen. Harapan kami juga, UMKM ini akan menularkan ilmunya ke teman-teman UMKM lain,” kata Adik.
Sementara itu, Henk Krabben selaku Country Coordinator PUM Netherlands Senior Experts di Indonesia yang juga menjabat sebagai President & CEO Honicel Worldwide B.V., mengungkapkan hal yang sama bahwa saat ini PUM Netherlands fokus membantu pengusaha lokal, khususnya ke UMKM yang berstandar internasional.
“Kami fokus mendampingi UMKM yang siap secara mental dan mindset. Mengerti bahwa mereka butuh untuk maju dan berkembang, tidak hanya sekedar menjalankan bisnis dan mendapatkan pendapatan setiap bulan. Karena kita juga mengejar untuk menyiapkan lebih awal lapangan pekerjaan ketika bangsa Indonesia mencapai puncak bonus demografi,” ucapnya.
Keinginan untuk menyiapkan lapangan pekerjaan yang seluas-luasnya disaat puncak bonus demografi, dikarenakan pada masa itu jumlah penduduk usia produktif sangat tinggi, sehingga lapangan pekerjaan harus sudah siap agar tidak ada ketimpangan ekonomi. Jika tidak disiapkan dengan matang, maka bisa dipastikan jumlah pengangguran akan sangat tinggi yang akhirnya menyebabkan tingginya angka kriminalitas.
“Oleh karena itu kita harus selektif membantu UKM yang siap berkembang, siap untuk digembleng siap untuk dibina. Seleksi akan dilakukan Kadin Jatim, karena di Kadin banyak sekali asosiasi dan pasti berbeda-beda ukuran usahanya. Disini kita akan ambil yang mengerti bahwa ini penting, bukan UMKM yang hanya mencari hibah dana,” jelasnya.
PUM sendiri memiliki target dan orientasi hasil. Sehingga, setiap pelaku usaha yang dibantu harus menunjukkan hasil yang dibuktikan dari angka.
“Kalau jumlah Senior Expert yang akan dikirim melakukan pendampingan kemungkinan besar akan ditambah dibanding sebelumnya karena ada permintaan dari Kedutaan Indonesia di Belanda, jadi bisa mencapai 60 Senior Experts hingga 70 Senior Experts. Mereka ini adalah pemimpin-pemimpin perusahaaan yang sudah terpercaya di Belanda, dengan spesifikasi keahlian yang berbeda,” tambahnya.
Dalam pelaksanaanya, pendampingan secara offline akan dilakukan selama dua Minggu dan selanjutnya akan dipantau dari Belanda, oleh senior expert akan bertindak layaknya partner dan konsultan bisnis bagi UMKM secara pribadi.
“Akan terus kami pantai dari Belanda, UMKM harus mengirimkan laporan tentang progres bisnisnya seperti apa. Atau mungkn ada persoalan baru yang ditemui, bagaimana menyiasati row material yang mengalami fluktuasi harga, itu harus dilaporkan kepada kami,” pungkas Henk Krabben.(bil/ipg)