Kamis, 28 November 2024

Indonesia Negara Paling Religius Tapi Masih Korup, Ini Kata Pengamat

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan

Survei majalah CEO World bekerja sama dengan in Global Business Policy Institute 2020 lalu mencatat Indonesia masuk dalam negara yang 98,7 persen penduduknya merasa religius. Hasil ini menjadikan Indonesia sebagai 10 besar negara paling religius, dan ada di peringkat pertama untuk Asia Tenggara.

Kemudian survei Pew Research Center lewat surveinya “The Global God Divide” di tahun yang sama juga merilis hasil Indonesia ada di peringkat teratas negara paling religius. 96 persen responden Indonesia menganggap seseorang mesti beriman kepada Tuhan untuk dapat bermoral, dan 98 persen menganggap agama penting di hidup mereka.

Namun hasil ini tidak sebanding dengan laporan Transparency International Indonesia dalam laporan indeks persepsi korupsi (IPK) Januari lalu yang menyatakan Indonesia di peringkat 96 dari 180 negara. Skor Indonesia 38, masih di bawah rata rata IPK global yaitu 43.

Ajaran agama yang mengajarkan pedoman hidup bukan hanya kepada Tuhan namun juga kepada sesama manusia, sering kali tidak sinkron dengan realitas di masyarakat.

Menurut Mustain Mashud Dosen Sosiologi FISIP Unair, kondisi di mana praktik kehidupan sehari-hari tidak seiring dengan apa yang diajarkan dalam agama dapat memunculkan dualisme.

“Kehidupan banyak yang kurang sejalan dengan nilai agama, ini yang membuat frustasi. Kesadaran pentingnya beragama tidak diimbangi pemahaman situasi di lapangan bisa menimbulkan intoleransi, radikalisme bahkan gerakan yang keras. Kesadaran beragama sebaiknya diikuti dengan kesadaran membangun kehidupan berkualitas sesuai agama,” ujar Mustain dalam program Wawasan di Radio Suara Surabaya, Rabu (8/6/2022).

Tingginya angka korupsi yang menempatkan Indonesia tidak di posisi terendah dalam peringkat dunia, dinilai Mustain, karena agama hanya menjadi pelengkap, bukan pedoman kehidupan.

“Tindakan beragama dianggap biasa, kebutuhan untuk kehidupan lebih baik menjadi kebutuhan dasar. Pemenuhan kebutuhan sehari-hari membuat orang lupa bahkan mengabaikan agama,” terangnya.

Agar ke depannya hal ini tidak terus-terusan terjadi, pihaknya mendukung agar agama dilembagakan secara resmi dan diorganisasi serta mempunyai visi dan misi serta program.

“Seperti MUI, NU, Muhammadiyah agama yang dilembagakan punya tujuan, agama menjadi sumber pendidikan dan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga agama bisa dilaksanakan dengan baik. Peran serta lembaga agama untuk menerjemahkan agama dalam kehidupan beragama. Ini akan menjadi mitra yang bagus agar sinergitas ideologi negara dan pesan agama dapat dilakukan,” pungkasnya.(dfn/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Kamis, 28 November 2024
27o
Kurs