Sabtu, 23 November 2024

Korban Meninggal karena Jambret di Osowilangun Seorang Guru Kimia di Cerme

Laporan oleh Retha Yuniar
Bagikan
SMKN 1 Cerme, tempat mengajar Qomariyatus Sa'adah, Senin (6/6/2022) Foto: Retha Yuniar suarasurabaya.net

Qomariyatus Sa’adah, korban meninggal dunia dalam kecelakaan di Jalan Tambak Osowilangun pada Minggu (5/6/2022) sore, merupakan Guru Kimia Analis di SMK Negeri 1 Cerme.

“Benar, Bu Qomariyatus memang betul berstatus sebagai Guru Kimia Analis di SMKN 1 Cerme,” kata Marzuki Humas SMKN 1 Cerme saat ditemui suarasurabaya.net, Senin (6/6/2022).

Qomariyatus Sa’adah (42) yang sudah mengajar lebih dari 10 tahun di SMKN 1 Cerme itu, kemarin pergi bersama suaminya Muhammad Agus Turmudhi (44).

Pasangan suami istri ini dinyatakan meninggal dunia pasca tertabrak bus sekitar pukul 16.35 WIB (5/6/2022), sesaat setelah mempertahankan tas cangklong miliknya yang hendak direbut penjambret.

Tas cangklong itu tidak berhasil dirampas penjambret, namun Qomariyatus bersama suami yang sempat oleng pasca tarik menarik tas, tertabrak bus yang sedang melaju di Jalan Tambak Osowilangun Surabaya.

Mendengar berita tersebut, seluruh guru dan siswa kimia analis SMKN 1 Cerme merasa kaget dan kehilangan. Begitupun juga dengan Marzuki.

“Kami kehilangan, guru yang baik, sabar. Kejadian ini merupakan takdir. Kami gatau, masih sama-sama kaget,” imbuhnya.

Karangan bunga, ungkapan duka cita dari SMKN 1 Cerme di rumah Qomariyatus Sa’adah, Senin (6/6/2022) Foto : Retha Yuniar suarasurabaya.net

Marzuki menyebut, Qomariyah merupakan salah satu dari 8 Guru Kimia Analis yang mengajar di Sekolah Kejuruan ini.

“Beliau mengajar kelas 10 dan 11. Guru Kimia Analis ini sebetulnya jumlahnya cukup terbatas dibandingkan jumlah murid yang banyak. Kelas sepuluh saja ada 600 siswa. Jadi kami sangat kehilangan,” ujarnya kembali.

Selain Marzuki, ada Tri Wahyuni, teman sejawat Qomariyatus Sa’adah sesama Guru Kimia Analis di SMK Negeri 1 Cerme yang ikut mengungkapkan rasa duka dan kehilangan kawan mengajar yang dikenangnya sebagai sosok yang sabar dan kalem.

“Orangnya baik sekali. Kita semua masih kaget masih Shock,” ujar Tri Wahyuni saat ditemui di SMKN 1 pasca melayat ke kediaman almarhum di Perum Puri Asri Gresik.

Dengan mata sembab, sesekali mengusap air matanya, Tri Wahyuni mengenang Qomariyatus Sa’adah yang akrab dipanggilnya Bu Eri sebagai kawan sesama guru yang baik, kalem dan sabar.

Menurut penuturan Tri Wahyuni, sosok Qomariyatus menjadi jujugan para guru saat membutuhkan saran dalam pengajaran seputar Kimia Analis.

“Bu Eri orangnya kalem sekali. solutif. Kalau kita ada kendala atau sesuatu saat mengajar, kita konsultasi ke beliau. Beliau ini kan lulusan UNAIR sangat cocok mengajar di Kimia Analis. Beliau juga tidak pernah keberatan kita mintai pertolongan atau mintai saran. Itu yang membuat kami di analis ini kehilangan banget.” ungkapnya.

Para guru masih mengenang sosok Bu Eri yang cukup aktif di sekolah dan masih mendampingi proses wisuda lulusan Kimia Analis pada Sabtu lalu (4/6/2022). Tak ada satupun yang menyangka bahwa prosesi wisuda yang diwarnai kebaya hitam itu menjadi hari terakhir pertemuan mereka dengan Qomariyatus Sa’adah.

“Kok kebetulan wisuda kemarin nuansa kebayanya hitam-hitam juga,” imbuh Tri Wahyuni sambil menyeka air matanya.

Para guru mengenang prosesi wisuda dengan kebaya nuansa hitam sebagai perjumpaan terakhir dengan Qomariyatus Sa’adah pada Sabtu lalu (4/6/2022) Foto: Retha Yuniar

Tak hanya kalangan guru, perasaan kehilangan juga dapat dilihat dari pihak keluarga saat ditemui di kediaman.

“Kami melihat kejadian ini sebagai musibah. Mencoba menghadapi dan menerima apa yang sudah digariskan Tuhan,” ujar Eni kakak dari Muhammad Agus Turmudhi yang juga korban dalam kejadian tersebut.

Berdasarkan informasi dari pihak keluarga, kejadian ini menimpa kedua korban sekembalinya berbelanja bahan aksesoris dari Pusat Grosir Surabaya untuk keperluan berdagang Agus Turmudhi menuju pulang ke Perum Puri Asri Gresik.

“Pak Agus suami Bu Qomariyatus ini memang penjual aksesoris di Pasar Gresik,” terangnya.

Qomariyatus Sa’adah dan M. Agus Turmudhi meninggalkan dua anak yang masih berusia sekolah.

“Anak yang pertama perempuan, masih kelas dua SD. Yang kedua laki-laki masih kelas 4 SD,” ujarnya.

Eni dan keluarga yang masih bersedih, memohon kepada pihak kepolisian untuk melakukan penjagaan lebih ketat di posisi-posisi rawan di sekitar Jalan Tambak Osowilangun agar tidak sampai terjadi kejadian serupa.

Saat ini pihak Polsek Benowo sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut.

“Pelaku sebanyak dua orang dengan sepeda motor PCX warna hitam yang tidak diketahui nopolnya,” ujar Kompol Enny Prihatin Kapolsek Benowo pada suarasurabaya.net

Saat ini pihak Polsek Benowo, kata Enny, telah mengamankan barang bukti berupa tas cangklong warna coklat, dompet warna coklat muda dan uang tunai berjumlah Rp 450 ribu dan sebuah KTP. (tha/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs