Memasuki usia ke-729, Kota Surabaya diharapkan semakin mampu untuk mensejahterahkan masyarakatnya. Apalagi sebagai kota besar, pelayanan publik tentu harus menjadi fokus utama untuk terus dikembangkan.
Eri Cahyadi Walikota Surabaya, saat ditemui Tim Suara Surabaya Media, di kantornya, Senin (30/5/2022) mengatakan, meski di Kota Pahlawan tidak semuanya faham dengan perkembangan Teknologi Informasi (IT) tapi bukan sebagai alasan untuk tidak memaksimalkan layanan masyarakat.
“Bagaimana masyarakat itu tidak perlu kesulitan dan harus kemana-mana untuk mengurus sesuatu. Kalau bisa ke Balai RW saja sudah cukup, karena saya memberikan penanggung jawab di tiap RW fungsinya ya itu. Bayangannya kalau ada orang yang melahirkan, diam tidak perlu apa-apa, tiba-tiba akta dan sebagainya otomatis berubah dan dapat ” ujarnya.
Eri juga mengaku, sedang memimpikan waktu dimana pelayanan maksimal transportasi massal di Kota Surabaya bisa secepatnya terwujud di Tahun 2023. Targetnya tidak lagi ada banyak kendaraan pribadi di Surabaya, tapi masyarakat dapat menikmati layanan transportasi massal dengan rasa nyaman dan dijamin kebersihannya,” jelasnya
Selanjutnya, Wali Kota juga menyoroti karakteristik warga Surabaya yang terkenal welcome pada orang lain agar lebih dikemukakan lagi.
“Warga Surabaya ini harus lebih kalau ketemu orang itu bisa membuat nyaman. Saling membantu satu dengan lain, tanpa melihat perbedaaan Agama. Jadi tidak ada lagi penolakan pembangunan tempat ibadah dan sebagainya,” ungkapnya.
Selain itu, ciri khas gotong royong warga Kota Surabaya yang saat ini dinilai sedikit berkurang seiring perkembangan zaman. Eri berharap agar ciri khas tersebut bisa kembali dibangunkan oleh warganya.
“Ke depan Surabaya saya harap tetap punya karakter arek (semangat muda) dan tolong menolong. Tapi kotanya berubah menjadi kota kelas dunia,” jelasnya.
Di akhir Eri menegaskan, Kota Surabaya hebat bukan karena Wali Kota-nya. Namun, karena Masyarakatnya dengan semangat membangun dan gotong royongnya.
“Surabaya boleh jadi kota kelas dunia dan metropolitan, tapi jangan pernah lupakan karakter yang memiliki rasa gotong royong dan cinta sesama,” pungkasnya. (bil/ipg)