Sabtu, 23 November 2024

Indonesia Tawarkan Konsep Resiliensi Berkelanjutan dalam Forum Penanganan Bencana Internasional

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Joko Widodo Presiden RI membuka GPDRR ke-7 di Bali, Rabu (25/5/2022). Foto: Biro Pers Setpres

Joko Widodo Presiden RI, siang hari ini, Rabu (25/5/2022), membuka acara Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) ke-7 yang diselenggarakan Tahun 2022, di Bali Nusa Dua Convention Center, Provinsi Bali.

Dalam forum internasional itu, Jokowi mengatakan Indonesia merupakan negara rawan bencana. Bencana alam dan non alam bisa terjadi setiap waktu.

Dengan adanya ancaman bencana yang nyata, masyarakat dan Pemerintah Indonesia harus membangun sistem peringatan dini multi-bencana, serta meningkatkan kesadaran masyarakat.

Di hadapan para peserta yang terdiri dari delegasi pemerintah, organisasi nirlaba, akademisi, dan badan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Presiden RI menawarkan konsep Resiliensi Berkelanjutan untuk diterapkan dalam penanganan kebencanaan global.

“Konsep Resiliensi Berkelanjutan merupakan solusi untuk menjawab tantangan risiko sistemik menghadapi semua bentuk bencana, termasuk menghadapi pandemi dan sekaligus mendukung implementasi pembangunan berkelanjutan,” ujarnya.

Jokowi menjelaskan, hal penting pertama yang harus dilakukan dalam konsep Resiliensi Berkelanjutan adalah memperkuat budaya dan kelembagaan siaga bencana yang antisipatif, responsif, dan adaptif.

Selain itu, pendidikan aman bencana, kelembagaan pemerintahan dan sosial yang sinergis serta tanggap bencana harus menjadi prioritas bersama.

Hal penting kedua, mantan Wali Kota Solo itu bilang, setiap negara harus berinvestasi dalam sains, teknologi dan inovasi, termasuk menjamin akses pendanaan dan transfer teknologi.

Menurutnya, akses pendanaan merupakan isu penting yang harus ditangani dengan serius.

“Indonesia menyusun strategi pendanaan dan asuransi bencana, dengan membentuk dana bersama atau pooling fund, serta penggunaan dana pembangunan di tingkat desa, melalui Dana Desa, untuk mendukung upaya mitigasi dan kesiap-siagaan,” paparnya.

Selanjutnya yang ketiga, Presiden RI menekankan pentingnya membangun infrastruktur yang tangguh terhadap bencana dan perubahan iklim.

Selain mitigasi infrastruktur fisik dan infrastruktur hijau, perlindungan masyarakat kelompok rentan yang tinggal di wilayah berisiko tinggi juga harus mendapatkan perhatian serius, serta jadi bagian dari prioritas pembangunan infrastruktur.

Yang keempat, Jokowi mengajak seluruh negara berkomitmen mengimplementasikan kesepakatan global, di tingkat nasional sampai tingkat lokal.

Mulai dari Kerangka Kerja Sendai, Kesepakatan Paris, dan SDGs yang merupakan persetujuan internasional untuk mereduksi risiko bencana dan perubahan iklim.

“Saya mengajak seluruh negara berkomitmen dan sungguh-sungguh mengimplementasikannya,” pungkas Jokowi.

Sekadar informasi, GPDRR ke-7 di Bali dijadwalkan berlangsung mulai tanggal 23 sampai 28 Mei 2022. Ribuan orang dari berbagai negara berkumpul untuk membahas penanganan bencana secara bersama-sama.(rid/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs