Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melakukan penandatanganan kontrak proposal Matching Fund untuk Pengembangan dan Pembuatan Bus Listrik Merah Putih yang berlangsung di Gedung Rektorat ITS, Senin (23/5/2022).
Penandatangan kontrak ini merupakan bentuk kontribusi ITS dan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) demi melancarkan kegiatan Presidensi KTT G20 2022.
Dr Muhammad Nur Yuniarto Koordinator peneliti Bus Listrik Merah Putih menyampaikan, latar belakang pembuatan bus listrik ini adalah untuk menunjukkan kemampuan riset dan pengembangan perguruan tinggi yang ada di Indonesia.
Pembuatan bus listrik yang berjalan sejak Februari 2022 ini, ditargetkan akan selesai pada bulan Oktober 2022 mendatang.
“Pembuatan bus listrik ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari bus listrik buatan PT INKA, Inobus. Dosen Departemen Teknik Mesin ITS ini menuturkan bahwa Inobus memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) masih rendah yakni sebesar 30 persen. Sehingga membutuhkan bantuan kerja sama dengan beberapa perguruan tinggi untuk meningkatkan TKDN tersebut menjadi 60 persen,” ujarnya.
Adapun perguruan tinggi yang tergabung dalam konsorsium Pembuatan dan Pengembangan Bus Listrik Merah Putih ini antara lain ITS, Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Airlangga (Unair), dan Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar.
“Peran perguruan tinggi ini untuk meningkatkan TKDN, yakni mulai dari membuat desain hingga membuat komponen sparepart,” jelasnya.
Dosen asal Purworejo ini menuturkan, nantinya pengembangan Bus Listrik Merah Putih tersebut akan terus dilakukan setelah digunakan untuk KTT G20. Bus-bus ini akan digunakan sebagai angkutan umum di Indonesia.
“Setelah digunakan di KTT G20, bus listrik ini akan mulai digunakan di kota Surabaya dan Bandung,” ungkapnya.
Sementara itu, Mochamad Ashari Rektor ITS menyampaikan harapannya dari kegiatan kerja sama ini. Menurutnya, dengan berkontribusi dalam Pembuatan dan Pengembangan Bus Listrik Merah Putih ini dapat dijadikan momentum agar karya buatan anak-anak dalam negeri bisa bersaing dengan mobil listrik buatan luar negeri.
“Semoga proyek ini diberi kelancaran dan dapat berkelanjutan hingga masa mendatang,” kata Ashari. (man/ipg)