Sempat dua tahun absen akibat pandemi, Festival Rujak Uleg kembali hadir dengan konsep berbeda. Ini adalah kali pertama acara yang merupakan rangkaian perayaan Hari Jadi Kota Surabaya diselenggarakan pada malam hari, sejak penyelenggaraan pertama di tahun 2007.
Festival Rujak Uleg berhasil menyulap kawasan Kya-Kya atau Kembang Jepun yang sepi di malam hari menjadi lautan manusia.
Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya menyampaikan bahwa Festival Rujak Uleg adalah momen kebangkitan ekonomi warga Surabaya.
Acara ini juga dimeriahkan perehelatan fashion parade dari ratusan peserta. Mengelilingi 19 orang menguleg Rujak bersama dalam cobek berukuran raksasa berdiameter sekitar 2,5 meter.
Acara ini juga dihiasi ragam kreativitas kostum unik mulai yang bertema horor, budaya tradisional hingga futuristik.