Sabtu, 23 November 2024

Presiden: Dana Desa Sangat Bermanfaat dan Ada Hasil Konkretnya

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Joko Widodo Presiden melakukan audiensi dengan kepala desa, perangkat dan penyuluh desa seluruh Jawa Tengah, dalam acara Sarasehan Pengelolaan Dana Desa Se-Jawa Tengah, Kamis (22/11/2018), di Kota Semarang. Foto: Farid suarasurabaya.net

Joko Widodo Presiden, Kamis (22/11/2018) siang, memulai rangkaian kunjungan kerja di Provinsi Jawa Tengah dengan menghadiri Sarasehan Pengelolaan Dana Desa Seluruh Jawa Tengah Tahun 2018.

Acara yang dihadiri ribuan Kepala Desa, Perangkat Desa, dan Pendamping Desa dari berbagai daerah Jawa Tengah itu, digelar di Pekan Rekreasi Promosi Pembangunan (PRPP) Kota Semarang.

Mengawali sambutannya, Jokowi mengatakan, Desa selalu ada di pikiran dan hatinya karena dia berasal dari Desa. Selama empat tahun ini, pemerintah betul-betul ingin fokus memajukan Desa.

“Desa menjadi bintang utama pembangunan selama empat tahun ini. Saya percaya dengan membangun Desa, kita membangun Indonesia yang asli. Karena Indonesia ini terdiri dari 74 ribu desa yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote,” ujar Jokowi di Gedung Merapi, Pekan Rekreasi Promosi Pembangunan (PRPP) Kota Semarang, Jawa Tengah.

Presiden memaparkan, Dana Desa yang dikucurkan pemerintah dari tahun ke tahun naik cukup signifikan. Tahun 2015 Rp20 triliun, 2016 Rp47 triliun, 2017 Rp60 triliun, 2018 Rp60 triliun, dan tahun 2019 naik menjadi Rp70 triliun.

Pemerintah berharap, Dana Desa betul-betul berputar di desa sehingga berdampak pada terwujudnya kesejahteraan masyarakat desa.

“Dana Desa jangan ada yang kembali lagi ke kota, apalagi kembali ke Jakarta. Berputarnya biar terus di desa saja,” harapan Jokowi.

Supaya tetap berputar di desa, Presiden mengimbau Dana Desa dipakai belanja material-material bangunan yang ada di desa itu. Semisal, membeli batu, pasir dan semen di desa, atau di kecamatan.

“Mau beli semen jangan jauh-jauh ke kota. Beli di desa kalau ada. Kalau enggak ada beli di kecamatan sehingga uangnya terus beredar di situ dan semakin tahun semakin meningkat jumlahnya. Tanpa perputaran uang yang semakin banyak di desa, mustahil yang namanya desa meningkat kesejahteraannya,” imbuhnya.

Selain membeli material-material di desa/kecamatan, Presiden juga menyarankan penggunaan tenaga kerja masyarakat setempat dengan Padat Karya Tunai, sehingga uang itu juga terdistribusi ke masyarakat.

“Empat tahun belakangan dana itu sudah terpakai untuk membangun infrastruktur. Silakan mau pakai Dana Desa untuk jalan desa, jembatan desa, irigasi desa, atau embung,” ungkap mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Lebih lanjut, Presiden menyampaikan data pembangunan dengan memanfaatkan Dana Desa yang sudah terlaksana selama empat tahun pemerintahannya.

Antara lain, jalan desa sepanjang 123 ribu kilometer, 11500 posyandu yang dibangun dari desa, 18 ribu PAUD, 6500 pasar desa, 791 ribu meter jembatan, 28 ribu unit irigasi, 1900 embung, dan 26700 kegiatan di BUMDes.

“Artinya, Dana Desa itu menetas, ada hasil konkretnya. Tapi, perlu diingat bahwa kebutuhan di desa itu tetap harus dilihat fokusnya di sektor apa. Jangan sampai Dana Desa diecer ke banyak tempat sehingga malah tidak menetas dan tidak kelihatan barangnya. Sekali lagi, dana yang ada ini tembakannya harus fokus dan tepat,” katanya. (rid/dim)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
28o
Kurs