Merebaknya virus penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak di Sidoarjo, membuat berbagai pihak bertindak. Salah satunya dengan serbuan penanggulangan PMK yang digelar di 41 desa yang ada pada 16 kecamatan se-Sidoarjo, Jumat (20/5/2022).
Serbuan penanggulangan PMK ini diadakan oleh Dinas Pangan dan Pertanian Sidoarjo, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga (FKH Unair), Ikatan Alumni Universitas Airlangga (Ika Unair) Sidoarjo, FKH Universitas Brawijaya, ratusan tenaga medis, non-medis, serta mahasiswa kedua perguruan tinggi tersebut.
Tony Hartono Kepala Bidang Produksi Peternakan, Dinas Pangan dan Pertanian Sidoarjo mengatakan, kerjasama dengan berbagai pihak agar PMK bisa segera tertangani.
“Diharapkan bisa membantu para peternak yang saat ini merasakan dampak PMK ini,” kata Tony yang juga alumnus FKH Unair ini dalam keterangan yang diterima suarasurabaya.net, Sabtu (21/5/2022).
Hingga Jumat kemarin, total hewan ternak di Sidoarjo yang sakit mencapai 1144 ekor. Terdiri dari sakit 673 ekor, mati 22ekor, potong paksa 41 ekor, jual 4 ekor, dan sembuh 404 ekor.
Nurotin, salah satu peternak di Desa Tropodo yang jadi tempat digelarnya serbuan penanggulangan PMK, Kecamatan Krian mengungkapkan, sapi-sapinya terserang PMK saat Hari Raya Idulfitri lalu. “Saya berharap semoga sapi-sapi yang sakit segera sembuh karena sangat berpengaruh pada pendapatan kami,” kata pemilik 60 ternak ini.
Sementara itu, Prof. Fedik Abdul Rantam Ketua Tim Khusus PMK FKH Unair Pmengatakan, perlu perbaikan lingkungan kandang ternak, yaitu sanitasi tiap pagi dan sore.
“Makanan dan minuman ternak jangan dicampur antara yang sakit dan sehat,” katanya di hadapan para peternak di Desa Tropodo.
Selain itu, peternak juga harus ganti pakaian dan disanitasi usai mengunjungi kandang. Aliran kotoran, katanya, sebaiknya ditampung dan diberi kaporit. Hal ini akan mengurangi virus yang ada.
“Virus ini tidak akan menularkan ke manusia, tapi peternak tetap harus hati-hati menangani sapi. Salah satunya dengan cuci tangan usai mengurusi ternaknya,” jelasnya.
Sedangkan Prof. Mirni Lamid Dekan FKH Unair mengatakan, pihaknya siap membantu peternak untuk menangani hewan-hewan yang sakit, dengan melakukan perawatan rutin.
“Sekarang yang penting bagaimana action penanganan di lapangannya,” ungkapnya.
Dia berharap kepada pemerintah dan sektor perbankan untuk memberikan relaksasi pada peternak yang memiliki tanggungan peminjaman. Pasalnya, para peternak yang terdampak PMK ini mengalami pengurangan pemasukan produksi ternaknya.
“Tidak ada yang bisa memprediksikan kapan PMK ini akan berakhir. Ini penyakit yang datang tiba-tiba. Tidak ada satu pun yang ahli yang bisa menjawabnya. Ini virus yang nggak ada obatnya, seperti Covid-19,” jelasnya kepada para peternak.
Sedangkan Rizki Daniarto Ketua Bidang Kemitraan dan Kemandirian Ika Unair Sidoarjo mengatakan, kegiatan ini merupakan salah satu bentuk pengabdian masyarakat. Selain itu, pihaknya terus mendukung kegiatan seperti ini.
“Apalagi, PMK kini tengah mengemuka di masyarakat. Beberapa daerah di Jawa Timur terjangkit PMK,” jelasnya. (bil/ipg)