Suasana libur lebaran dan momentum mudik sudah memasuki akhir penghujung. Semua lini transportasi publik telah kembali dibuka sejak dua tahun lamanya tidak beroperasi normal karena pandemi Covid-19, tak terkecuali Pelabuhan yang menerima kapal bersandar setelah mengangkut penumpang dari pulau ke pulau.
Tentu ada cerita menarik di balik tuah rumpahnya pemudik saat mendarat di Pelabuhan Tanjung Perak Terminal Gapura Surya Nusantara (GSN). Dhany Rahmat Agustian GM Pelabuhan Kalimas dan Terminal Penumpang menuturkan ada beberapa kejadian unik saat penumpang naik ke tujuan Makassar dan Banjarmasin.
“Jadi saat lewat bagian scan barang, di dalam tas mereka ada yang ketahuan membawa parang dan beberapa alat tajam lainnya. Tidak hanya satu dua orang tapi ada beberapa yang ketahuan kemarin. Setelah diinterogasi oleh pihak petugas memang alat-alat itu digunakan untuk pekerjaan mereka,” kata Dhany kepada suarasurabaya.net, Selasa (10/5/2022).
Sebelumnya Dhany menuturkan bahwa pemudik pada tahun ini didominasi oleh pekerja sektor non formal, sehingga saat mudik ke kampung halaman ataupun kembali ke perantauan mereka membawa kembali barang-barangnya.
Kata Dhany, yang membawa parang itu bekerja di sektor perkebunan sehingga dia membutuhkan peralatan tajam dalam menjalankan tugasnya sehari-hari.
Akan tetapi sesuai aturan yang sudah tertera di pelabuhan tidak boleh membawa barang-barang yang membahayakan penumpang lain, pihak pelabuhan tentu mengantisipasinya namun juga sedikit berkompromi.
“Jadi kami berkoordinasi kepada pihak pengoperasional kapal, untuk memberikan tempat khusus menaruh peralatan bekerja mereka yang masuk dalam kategori benda tajam itu. Tetap harus diantisipasi tapi juga sedikit berkompromi,” kata Dhany.
Selama arus mudik sejak bulan Ramadan kemarin, Pelabuhan GSN menerima kurang lebih 62 ribu pemudik. Salah satu di antaranya ada Alifatul Rohma, perempuan yang merantau di Kalimantan ini menyebut dirinya sebagai pejuang rindu.
“Saya dari daerah Kwanyar Bangkalan, selama dua tahun tidak bisa bertemu langsung dengan ibu saya, rasanya ini seperti perjuangan” kata Alifa sambil menenteng kopernya.
Sejak pandemi dua tahun lalu Alifa belum berkesempatan untuk melakukan mudik, tahun ini menjadi kabar gembira baginya karena pemerintah sudah melonggarkan pembatasan sosial.
Dirinya telah merantau di pulau Kalimantan sejak tahun 2017 lalu, dia bekerja di salah satu rumah makan. Senada dengan Alifa, Misto pemudik asal Malang yang merantau ke Makassar ini lengkap bersama rombongan keluarganya.
Misto juga menyebut mudik kali ini adalah momentum untuk mengobati rindu pulang ke rumah halaman untuk bersilaturahmi dengan saudara dan para kerabat.
“Saya dari Makasaar, mau pulang ke Malang bersama istri dan kedua anak saya. Kami sudah cukup lama tidak pulang, anak-anak juga rindu sama kampungnya,” ujar Misto.
Namun cerita-cerita mudik di Pelabuhan tidak melulu soal melepas kerinduan saja, ada juga Sutini asal Madiun yang salah mencetak tanggal tiket keberangkatan kapal.
Dirinya mengaku memesan tiket melalui online, berjumlah empat tiket namun dua tiket sesuai tanggal keberangkatan sedangkan dua sisanya tidak.
Tentu saja Sutini kebingungan, menjelang hari keberangkatan dua sisa tiket miliknya salah tanggal. “Saya baru sadarnya ketika sudah dicek sama petugas,” katanya.
Sutini yang sudah berangkat dari Madiun sejak pukul 06.00 WIB pagi terlanjur membawa berbagai tas dan barang bawaan. Beruntungnya kesalahan cetak tiket itu langsung bisa dilayani oleh petugas.
Meskipun Sutini harus bolak-balik ke beberapa petugas untuk meminta bantuan pelayanan cetak tiket ulang. Mudik pada Tahun 2022 ini menjadi titik balik perayaan masyarakat Indonesia dalam menyambut lebaran.
Terkait pantauan jumlah saat arus balik di Pelabuhan Terminal GSN, Nanang Affandi Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Laut menjelaskan, sejak Selasa (3/5/2022) hingga Senin (9/5/2022) pada pukul 15.00 WIB sudah ada 29 kapal yang berangkat.
Dengan total jumlah penumpang naik dari Pelabuhan Terminal GSN kurang lebih berjumlah 11.366 orang. Kata Nanang dibanding tahun 2019 sebelum terjadi pandemi, jumlahnya baru mencapai 50 persen saat terjadi arus balik.
Dibanding tahun 2021 sesuai konfirmasi Nanang, jumlah arus balik di tahun 2022 sudah mengalami peningkatan sebanyak 319 persen.(wld/dfn/ipg)